Napak Tilas Jejak sang Diktator Romawi Julius Caesar di Kota Abadi

By Sysilia Tanhati, Selasa, 12 Juli 2022 | 08:00 WIB
Kisah hidupnya begitu menarik untuk diikuti. Napak tilas jejak sang diktator Romawi Julius Caesar di Kota Abadi menjadi kegiatan yang tidak boleh dilewati. (Roxana Crusemire)

Setelah menjadi Romawi menjadi republik, daerah ini menjadi pusat kekuasaan politik. Tempat ini berisi bangunan-bangunan dan kuil-kuil yang merupakan titik pusat kehidupan politik Romawi. Sejak saat itu, bahkan sampai sekarang, tempat itu dikenal sebagai Roman Forum.

Caesar, sebagai anggota integral dari kehidupan politik Romawi, menghabiskan banyak waktunya di di Forum. Setelah meraih tampuk kekuasaan, ia bahkan mulai mengubah lanskap Forum. Caesar merencanakan dan membangun beberapa bangunan serta monumen baru.

Forum berisi bangunan-bangunan dan kuil-kuil yang merupakan titik pusat kehidupan politik Romawi. (Mike Hsieh)

Salah satu bangunan tersebut adalah Basilika Julia, yang pembangunannya dimulai pada tahun 54 Sebelum Masehi. Caesar mengatur ulang Forum untuk membuka jalan bagi basilika megah ini yang dibuat untuk menghormatinya. Bangunan itu hancur dua kali dalam kebakaran. Kedua kali, basilika dibangun kembali, hanya untuk dihancurkan sepenuhnya selama kejatuhan Romawi. Reruntuhan bangunan masih terlihat dan denah basilika dapat dengan mudah diidentifikasi.

Largo de Torre Argentina, tewasnya pemimpin yang jadi ancaman republik

Kematian Caesar hampir sama legendarisnya dengan hidupnya yang penuh kontroversi. Setelah mengalahkan Pompeius dan mengangkat dirinya sendiri sebagai diktator Romawi, ia terus mengonsolidasikan kekuatan pribadinya. “Tindakannya ini membuat marah orang-orang Romawi yang menganggapnya sebagai ancaman,” imbuh Geiling.

Saat Caesar menyatakan dirinya diktator seumur hidup, faksi-faksi di Senat berbalik melawannya. Mereka memutuskan bahwa satu-satunya cara untuk menjaga kelangsungan republik adalah dengan membunuh sang diktator.

Di Theatrum Pompeii, pada 15 Maret 44 Sebelum Masehi, para konspirator menikam Caesar sampai mati. Alun-alun Largo de Torre Argentina, tempat berdirinya Theatrum Pompeii, masih bisa dikunjungi. (Wikipedia)

Seperti yang dikatakan legenda, Caesar mengabaikan beberapa pertanda yang mungkin bisa membantu menghindari pembunuhan. Ia pun mengabaikan permohonan dari istrinya untuk tetap di rumah pada hari naas itu. Mengabaikan semua pertanda, dia pergi ke Senat. Di sana sekelompok pria, termasuk temannya Brutus, sudah menunggunya. Di Theatrum Pompeii, pada 15 Maret 44 Sebelum Masehi, para konspirator menikam Caesar sampai mati.

Theatrum Pompeii sudah lama hilang. Reruntuhan digabungkan dengan struktur lain, sehingga tidak mungkin untuk benar-benar menentukan di mana teater itu. Namun alun-alun Largo de Torre Argentina, tempat berdirinya Theatrum Pompeii, masih bisa dikunjungi.  

Pada 2012, para arkeolog menemukan bukti fisik yang pasti dari Theatrum Pompeii. Dalam bentuk struktur beton, mereka mengungkapkan bahwa Theatrum Pompeii memang pernah berdiri di alun-alun. Meski tidak bisa masuk hingga ke dalam alun-alun, Anda bisa menikmati tempat ini dari pinggiran. Bayangkan suasana ketika orang-orang berebut untuk menusuk Julius Caesar tanpa ampun.