Risiko Jadi Kaisar Romawi, Peluang Matinya Lebih Tinggi dari Gladiator

By Sysilia Tanhati, Minggu, 17 Juli 2022 | 09:00 WIB
Selain tugasnya berat, kaisar Romawi pun memiliki banyak musuh yang siap menggulingkannya. Risiko jadi kaisar Romawi, peluang matinya lebih tinggi dari gladiator. (Karl von Piloty)

Namun, masa tenggang itu hanya berlangsung empat tahun. Begitu seorang kaisar mencapai tahun ke-12 kekuasaannya, kemungkinan kematiannya melonjak lagi, Saleh melaporkan.

Misalnya, Kaisar Geta meninggal pada tahun pertama pemerintahannya. Caracalla meninggal selama tahun ketujuh berkuasa, dan Commodus menemui ajalnya yang berdarah selama tahun ke-16 sebagai kaisar.

 Baca Juga: Wanita-Wanita Tangguh dalam Pertarungan Brutal Gladiator Romawi

 Baca Juga: Inilah Kisah Mithridates VI, Raja Romawi Kuno Bunuh Ibu Sendiri

 Baca Juga: Kaisar Romawi Commodus: Penguasa Korup yang Suka Membunuh Orang Cacat

Apa yang menyebabkan kaisar Romawi gagal atau meninggal di tahun pertama pemerintahannya? Seperti perangkat yang gagal lebih awal, kaisar yang meninggal pada tahun-tahun pertama menunjukkan "kelemahan desain" yang fatal. “Mereka merusak kepercayaan pada kemampuan untuk memerintah,” imbuh Saleh.

Kaisar yang meninggal setelah 12 tahun berkuasa lebih seperti perangkat yang menderita "kegagalan aus". Kaisar ini rentan terhadap perubahan sosial atau munculnya musuh baru. Adanya serangan baru dari musuh lama yang telah berkumpul kembali juga menjadi salah satu penyebabnya, tulis Saleh.

Hujan jadi salah satu penyebab kaisar Romawi dibunuh

Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Science Direct, hujan bisa menjadi salah satu penyebabnya.

Alasannya cukup unik. Ketika curah hujan rendah, tentara Romawi—yang bergantung pada hujan untuk menyirami tanaman yang ditanam oleh petani lokal—akan kelaparan.

"Pada akhirnya, itu akan mendorong mereka kepada potensi pemberontakan," kata peneliti studi Cornelius Christian.

"Dan pemberontakan itu akan meruntuhkan dukungan bagi kaisar dan membuatnya lebih rentan terhadap pembunuhan," tutur Christian.

Namun, seperti yang sering terjadi, banyak faktor yang bisa menyebabkan pembunuhan. Misalnya, Kaisar Commodus dibunuh pada tahun 192 M karena menggunakan hukum dengan semena-mena.

Penelitian-penelitian yang dilakukan mengungkapkan bahwa tidak mudah menjadi seorang kaisar. Selain mengembang tugas penting, kaisar juga memiliki banyak musuh yang siap menggulingkannya. Ini mendukung pendapat Saleh bahwa peluang gladiator selamat dari pertarungan brutal lebih tinggi dari peluang kaisar mati secara alami.

"Sangat menarik bahwa pembunuhan seorang kaisar Romawi memiliki struktur yang mendasarinya," kata Saleh.