Lima Kaisar Romawi yang Tangannya Paling Berdarah dalam Sejarah

By Utomo Priyambodo, Rabu, 17 Agustus 2022 | 11:00 WIB
Kaisar Romawi Nero dan Commodus. (Salfa Ruano dan Edwin Howland Blashfield)

3. Nero, memerintah tahun 54–68 Masehi

Nero adalah Kaisar Romawi yang banyak orang benci dan itu beralasan. Dia sebenarnya adalah seorang administrator yang kompeten, dan dia dibantu oleh beberapa orang yang sangat cakap, termasuk tutornya – penulis Seneca.

Namun, dia juga tidak diragukan lagi seorang pembunuh, dimulai dengan membunuh saudara tirinya Britannicus yang seharusnya dia berbagi kekuasaan dengannya. Lalu ia juga membunuh istrinya Octavia, yang dia tinggalkan demi kekasihnya, Poppeaea, yang kemudian juga ia eksekusi dengan alasan palsu, yakni tuduhan perzinahan.

Kaisar Romawi Nero. (Salfa Ruano/https://cesaresderoma.com/)

Mungkin atas dorongan Poppaea, Caligula membunuh ibunya sendiri. Ibunya dipukuli hingga mati setelah upaya Caligula untuk menenggelamkan perahu ibunya gagal. Caligula kemudian menendang Poppaea sampai mati karena marah saat perempuan itu mengandung anaknya.

Berlawanan dengan mitos, Nero tidak menyalakan api besar di Roma. Dia juga tidak 'bermain-main' atau bahkan memainkan kecapi saat kota itu terbakar.

Sebenarnya, dia mengorganisir pekerjaan bantuan untuk para korbannya dan merencanakan pembangunan kembali. Tetapi kesukaan Nero pada musik dan puisinya sendiri, yang membuatnya memaksa para senator untuk mengikuti resitalnya yang tak berkesudahan dan tanpa bakat, membuat orang-orang dapat dengan mudah memercayai bahwa Nero yang membakar Kota Roma.

Nero sangat dibenci karena membangun kompleks 'rumah emas' yang besar dan hambar alias Domus Aurea di reruntuhan tempat yang dulunya merupakan area publik di pusat kota Roma. Dia tidak diragukan lagi menganiaya orang-orang Kristen dalam jumlah besar, dan desakan kekanak-kanakannya untuk memenangkan kemenangan di Olimpiade di Yunani membawa seluruh kekaisaran Romawi ke dalam keburukan.

Nero digulingkan oleh pemberontakan tentara yang tenggelam ke dalam perang saudara tiga arah yang merusak.

4. Domitianus, memerintah tahun 81–96 Masehi

Domitianus adalah putra bungsu dari Vespasianus, jenderal yang muncul dari kekacauan setelah kejatuhan Nero dan memulihkan unsur stabilitas dan normalitas tertentu dalam kehidupan publik Romawi.

Domitianus tidak mewarisi pesona ayahnya dan, seperti orang lain dalam daftar ini, ia menderita kecurigaan yang mendalam dari orang-orang di sekitarnya, hingga paranoia. Mungkin ini akibat dari pelariannya selama perang saudara. Dia sangat curiga terhadap senat dan mengeksekusi sejumlah warga terkemuka karena konspirasi melawannya, termasuk 12 mantan konsul dan dua sepupunya sendiri.