Sains Terbaru: Tinjauan Agar Industri Pasokan Pangan Berkelanjutan

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 24 Agustus 2022 | 07:00 WIB
Industri pasokan pangan pertanian dingin perlu ada perbaikan sistem agar bisa menyesuaikan kebutuhan berkelanjutan. (Stevens Fremont/Getty Images)

Nationalgeographic.co.id—Agar pasokan makanan bisa tiba di konsumen, distribusi pangan yang aman dan efisien menggunakan konsep rantai makanan dingin pertanian (Agricultural Food Cold Chain/AFCC). Sistem ini penting agar pasokan pangan bisa tersedia dan terdistribusi. Penyimpanan dengan makanan dengan kondisi suhu rendah dan kelembaban yang optimal pun mempertahankan kualitasnya.

Masalahnya, industri seperti ini menghadapi tantangan seperti biaya lingkungan dan ekonomi, bahkan kesenjangan sosial. Terlebih, belakangan permintaan konsumen di negara-negara berkembang meningkat.

Para ahli semakin khawatir dengan industri AFCC karena konsumsi energi, emisi karbon, dan pemborosan makanan yang tinggi, serta upah karyawan yang tidak mencukupi. Sehingga, para ahli juga harus memikirkan bagaimana konsep manajemen industri AFCC yang berkelanjutan dan adil.

Masalah itulah yang akhirnya dicarikan solusinya oleh sekelompok peneliti dari Tiongkok dan Korea Selatan. Mereka melakukan analisis 'sistem' untuk memahami proses yang berkontribusi pada praktik berkelanjutan industri distribusi makanan dingin.

“Studi kami menunjukkan bahwa perlu untuk membangun hubungan yang jelas antara pemangku kepentingan dalam perusahaan yang mengejar bisnis AFCC," kata Keun-Sik Park, pemimpin penelitian dan seorang profesor di Department of International Logistics, Chung-Ang University, Seoul, Korea Selatan.

"Ini dapat memastikan peningkatan berkelanjutan dari praktik AFCC yang berkelanjutan dan membantu transisi hijau yang lebih mulus,” lanjutnya dalam rilis.

Makalah mereka tersedia di jurnal Business Strategy and the Environment berjudul Identifying critical success factors for the agri-food cold chain's sustainable development: When the strategy system comes into play. Laporan itu diterbitkan pada Mei 2022 silam.

   

Baca Juga: Krisis Pangan Akibat Iklim, Genetika Tanaman Buatan Jadi Solusinya

Baca Juga: Cerita Sekerat Rendang: Benarkah Adaptasi Cara Memasak Portugis?

Baca Juga: Rahasia Kimia di Balik Barbekyu Bakar Berasap yang Begitu Lezat

Baca Juga: Harapan untuk Pangan: Fotosintesis Buatan Tanpa Sinar Cahaya Matahari