Darah dan Pengkhianatan Mengubah Romawi dari Republik Jadi Kekaisaran

By Sysilia Tanhati, Kamis, 25 Agustus 2022 | 08:00 WIB
Pertumpahan darah dan pengkhianatan mengubah Romawi dari republik menjadi kekaisaran.
Pertumpahan darah dan pengkhianatan mengubah Romawi dari republik menjadi kekaisaran. (Wikipedia)

Percaya bahwa Antony pantas menjadi penguasa tunggal, istrinya, Fulvia, dan saudara laki-lakinya, Lucius, melancarkan perang saudara yang dipadamkan oleh Oktavianus. Ketegangan meningkat di antara tiga serangkai itu.

Sementara itu, putra Pompeius, Sextus, mengumpulkan armada angkatan laut yang menyerang Triumvirat. Ia melakukan serangkaian konfrontasi di lepas pantai Italia. Setelah mengalahkan Sextus, Lepidus menuntut lebih dari sepertiga penghargaan, lebih banyak kekuasaan dan prestise. Oktavianus membuatnya keluar dari kekuasaan, meninggalkan Antony satu-satunya lawannya.

Berbagi kekuasaan dengan Antony

Antony pergi ke Mesir sebagai bagian dari kesepakatan Triumvirat untuk membagi kekaisaran. Di sana, ia jatuh cinta pada Cleopatra.

Laporan tentang perilaku bejat mereka menjadi “makanan” bagi musuh-musuh Antony. Mengambil kesempatan, Oktavianus membuktikan dirinya sebagai model Romawi. Ia memastikan orang-orang memiliki cukup makanan, dan mengawasi perbaikan sistem air kota. Tidak seperti Antony, ia memiliki pernikahan yang stabil dan konservatif dengan Livia Drusilla.

   

Baca Juga: Sadisnya Venatio, Pertarungan Brutal Melawan Hewan Buas di Masa Romawi

Baca Juga: Kehidupan Budak di Balik Brutalnya Institusi Perbudakan Romawi

Baca Juga: Lika-liku Perdagangan Lada dari Romawi hingga Era Nabi Muhammad

Baca Juga: Seperti Apa Kehidupan Masyarakat di Kekaisaran Romawi Timur?

     

Pada 32 Sebelum Masehi, Oktavianus mengeklaim bahwa Antony akan memindahkan ibu kota republik ke Alexandria dan berperang.

Sebagai tanggapan, Antony dan Cleopatra mencoba menyerang Italia, namun mereka diblokade di Teluk Actium. Pasukan Oktavianus menang di darat dan laut, mengirim pasangan terkutuk kembali ke Mesir. Di sana, keduanya memutuskan untuk bunuh diri.

Setelah pertarungan Actium, Oktavianus mengalahkan musuh-musuhnya dan mendapati dirinya sebagai orang terakhir yang berdiri. Ini berarti ia menjadi satu-satunya penguasa Romawi.

Sejarah mengingat Oktavianus sebagai Caesar Augustus. Ini adalah nama yang diambilnya pada tahun 27 Sebelum Masehi ketika ia menjadi kaisar Romawi pertama.

Kaisar pertama Romawi, Augustus mengamankan posisinya di tampuk kekuasaan. Semua itu diraihnya di tengah kekalahan militer, kerusuhan sipil, aliansi yang hancur, pengkhianatan politik, dan ancaman kematian. Namun demikian, era Augustan membawa perdamaian dan kemakmuran di Romawi.

    

Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo