Kurang Tidur Merusak Kesadaran Sosial dan Keinginan Membantu Sesama

By Ricky Jenihansen, Minggu, 28 Agustus 2022 | 17:20 WIB
Manusia sebagai makhluk sosial bergantung dengan tidurnya. (Unsplash)

 Baca Juga: Sains Tidur: Apa yang Sejatinya Terjadi pada Otak Ketika Kita Tidur?

 Baca Juga: Peneliti: Bayar Hutang Tidur di Akhir Pekan Kurangi Risiko Kematian

 Baca Juga: Hasil Studi: Tidur 7 Jam Optimal bagi Orang Paruh Baya dan Lansia

Walker adalah seorang peneliti di Center for Human Sleep Science dan Helen Wills Neuroscience Institute di University of California, Berkeley.

"Memang, kami belum dapat menemukan satu pun kondisi kejiwaan utama di mana tidur adalah normal."

Akan tetapi, penelitian baru ini menunjukkan bahwa kurang tidur tidak hanya merusak kesehatan individu, tetapi juga menurunkan interaksi sosial antar individu dan, lebih jauh lagi, merusak tatanan masyarakat manusia itu sendiri.

"Bagaimana kita beroperasi sebagai spesies sosial--dan kita adalah spesies sosial, tampaknya sangat bergantung pada seberapa banyak tidur yang kita dapatkan," kata Walker.

Penurunan aktivitas otak prososial ini dikaitkan dengan keinginan yang lebih sedikit untuk membantu orang lain. (iStockphoto)

Direplikasi di tiga eksperimen yang berbeda, Profesor Walker dan rekan meneliti bagaimana kurang tidur memengaruhi kesediaan kita untuk membantu orang lain.

Pertama, kesediaan individu untuk membantu orang lain dan aktivitas otak dinilai melalui kuesioner altruisme. Kuesioner itu dilaporkan sendiri setelah malam tidur normal dan setelah malam kurang tidur, dan aktivitas otak individu ini dinilai menggunakan pencitraan fMRI.

Kedua, sekelompok orang diberi kuesioner altruisme setelah membuat buku harian tidur yang mengevaluasi kualitas dan kuantitas tidur.

Ketiga, sumbangan di Amerika Serikat ditentukan pada minggu-minggu sebelum dan sesudah kehilangan satu jam tidur karena Daylight Saving Time (Waktu Musim Panas).