Nationalgeographic.co.id—Studi baru dari Emory University menawarkan pandangan pertama tentang bagaimana otak anjing merekonstruksi apa yang dilihatnya. Para ilmuwan telah memecahkan kode gambar visual dari otak anjing dalam studi tersebut.
Hasilnya menunjukkan bahwa anjing lebih terbiasa dengan tindakan di lingkungan mereka daripada siapa atau apa yang melakukan tindakan tersebut.
Makalah studi tersebut telah mereka terbitkan di Journal of Visualized Experiments dengan judul "Through a Dog's Eyes: fMRI Decoding of Naturalistic Videos from the Dog Cortex."
Pada penelitian ini, para peneliti merekam data saraf fMRI untuk dua anjing yang terjaga dan tidak terkendali saat mereka menonton video dalam tiga sesi 30 menit, dengan total 90 menit. Mereka kemudian menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk menganalisis pola dalam data saraf.
"Kami menunjukkan bahwa kami dapat memantau aktivitas di otak anjing saat menonton video dan, setidaknya pada tingkat terbatas, merekonstruksi apa yang dilihatnya," kata Gregory Berns, profesor psikologi Emory dan penulis makalah
Proyek ini terinspirasi oleh kemajuan terbaru dalam pembelajaran mesin dan fMRI untuk memecahkan kode rangsangan visual dari otak manusia, memberikan wawasan baru tentang sifat persepsi. Di luar manusia, teknik ini hanya diterapkan pada segelintir spesies lain, termasuk beberapa primata.
"Meskipun pekerjaan kami hanya didasarkan pada dua anjing, ini menawarkan bukti konsep bahwa metode ini bekerja pada anjing," kata Erin Phillips, penulis pertama makalah ini di Berns Canine Cognitive Neuroscience Lab.
"Saya harap makalah ini membantu membuka jalan bagi peneliti lain untuk menerapkan metode ini pada anjing, serta pada spesies lain, sehingga kita bisa mendapatkan lebih banyak data dan wawasan yang lebih luas tentang cara kerja pikiran berbagai hewan."
Phillips adalah mahasiswa pascasarjana di bidang ekologi dan biologi evolusioner di University of Princeton.
Sementara itu, teknologi di balik algoritma komputer pembelajaran mesin terus meningkat. Teknologi ini telah memungkinkan para ilmuwan untuk memecahkan kode beberapa pola aktivitas otak manusia.
Teknologi "membaca pikiran" dengan mendeteksi di dalam pola data otak berbagai objek atau tindakan yang dilihat seseorang saat menonton video. "Saya mulai bertanya-tanya, 'Dapatkah kita menerapkan teknik serupa pada anjing?'" kenang Berns.