Baca Juga: Sering Kecanduan Menjelajah Internet Tanpa Tujuan? Ini Penyebabnya
Baca Juga: Ponsel Bikin Orang Malas dan Pelupa? Temuan Baru Justru Sebaliknya
Baca Juga: Studi: Penggunaan Smartphone Sebabkan Perubahan Pada Struktur Otak
"Kami fokus pada periode awal perkembangan anak untuk melihat apakah dan seberapa awal hubungan ini dimulai," katanya.
Keluarga dari 356 balita dalam penelitian baru adalah peserta dalam studi kohort STRONG KIDS 2, sebuah tinjauan jangka panjang pada faktor-faktor yang saling bergantung yang memprediksi kebiasaan diet dan lintasan berat badan anak-anak yang diikuti sejak lahir sampai 5 tahun.
Studi ini menggunakan survei orang tua dan data tentang anak-anak yang dikumpulkan pada delapan titik waktu selama lima tahun, termasuk ketika anak-anak berusia 24 bulan.
"Survei meminta orang tua untuk melaporkan beberapa aspek dari kebiasaan sehari-hari anak mereka, termasuk berapa lama mereka melihat layar, seberapa aktif mereka secara fisik, apakah mereka memiliki setidaknya lima porsi buah dan sayuran dan apakah mereka menahan diri dari minum gula, minuman manis," kata McMath.
Orang tua juga menanggapi survei standar yang dirancang untuk mengukur fungsi eksekutif pada balita. Pertanyaan-pertanyaan ini meminta mereka untuk mengevaluasi kemampuan anak mereka untuk merencanakan dan mengatur pikiran mereka, mengatur respons emosional mereka, menghambat impuls, mengingat informasi, dan mengalihkan perhatian di antara tugas-tugas.
Tim menggunakan teknik pemodelan persamaan struktural untuk menilai hubungan langsung dan tidak langsung antara kepatuhan terhadap pedoman dan fungsi eksekutif pada balita.
"Kami menemukan bahwa balita yang menggunakan waktu layar kurang dari 60 menit per hari memiliki kemampuan yang jauh lebih besar untuk secara aktif mengontrol kognisi mereka sendiri daripada mereka yang menghabiskan lebih banyak waktu menatap ponsel, tablet, televisi, dan komputer," kata McMath.
"Mereka memiliki kontrol penghambatan yang lebih besar, memori kerja dan fungsi eksekutif secara keseluruhan."
"Balita yang melakukan aktivitas fisik setiap hari juga melakukan tes memori kerja secara signifikan lebih baik daripada mereka yang tidak," menurut temuan para peneliti.