Bak Mimpi Buruk, Begini Kemacetan Lalu Lintas di Zaman Romawi Kuno

By Sysilia Tanhati, Selasa, 4 Oktober 2022 | 13:00 WIB
Bagi sebagian besar penduduk Roma kuno, jam sibuk adalah mimpi buruk di mana mereka harus menghadapi kemacetan lalu lintas. (Capitoline Museum)

Dia mengeluarkan perintah: “Tidak ada kendaraan yang diizinkan berada di jalan selama 10 jam pertama siang hari. Hanya kendaraan tertentu, personel penting, dan tokoh agama yang dapat menggunakannya.”

Ini menyisakan sekitar dua jam siang dan malam hari bagi kendaraan pasokan reguler masuk ke Roma. Pengaturan ini memungkinkan para pejabat untuk mendapatkan bahan makanan bagi satu juta penduduknya.

Apakah upaya Caesar berhasil? Aturan itu menciptakan peningkatan yang signifikan dalam kualitas hidup orang Romawi. Kerusuhan sosial turun, memberikan manfaat nyata bagi warga sehari-hari.

“Orang-orang dapat bergerak tanpa terjebak dalam perselisihan kekerasan antara orang asing,” ujar Kernan. Satu-satunya masalah bahwa jika seseorang tinggal di dekat rute pasokan. Mereka tidak dapat menikmati siang dan malamnya dengan tenang. Gerobak dan roda terbuat dari besi dan akan menimbulkan suara berisik di jalan.

Untuk mengatasi kemacetan di Roma, Julius Caesar perlu memusatkan toko di tempat-tempat tertentu. Maka, pusat perbelanjaan pertama kali dibuat di masa itu. (Wikipedia)

Di zaman modern, Roma masih menghadapi masalah kemacetan yang sama seperti ribuan tahun yang lalu. (Stephen Sommerhalter)

Banyak penyair dan penulis pada masa itu mengeluhkan kebisingan dan percakapan yang riuh yang terjadi. Semua itu sangat mengganggu ketika mereka berusaha menuangkan ide-ide cemerlang di malam hari.

Caesar kemudian memerintahkan reorganisasi bisnis. Maka, pusat perbelanjaan pertama kali dibuat. Pihak berwenang menyadari bahwa mereka perlu memusatkan toko di tempat-tempat tertentu. Dan mengatur bagaimana penduduk bergerak di dalam kota.

Reorganisasi dan pengaturan itu memungkinkan pasokan transportasi untuk berkonsolidasi dalam kelompok vendor tertentu. Kebijakan Caesar sangat efektif sehingga berlanjut selama lebih dari 200 tahun setelah kematiannya.

  

Baca Juga: Kisah Pilu di Balik Perdagangan Hewan-Hewan Eksotis di Romawi

Baca Juga: Anubis, Dewa dengan Rupa Serigala yang Disembah di Mesir hingga Romawi