Fotografi sebagai Perlawanan terhadap Kekerasan dalam Rumah Tangga

By Tri Wahyu Prasetyo, Rabu, 19 Oktober 2022 | 07:04 WIB
Self-portrait, Ohio, 1976 (Donna Ferrato)

Nationalgeographic.co.id - Jurnalis Foto, Donna Ferrato, telah mendokumentasikan dampak kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan selama empat dekade. Buku dan serinya bertajuk Living with the Enemy, adalah salah satu karya terpenting yang mengulas masalah ini.

Pada tahun 2014, Ferrato melancarkan sebuah kampanye berjulukan I Am Unbeatable, dengan menampilkan wanita yang telah berani meninggalkan pelaku kekerasan rumah tangga.

Dilansir dari The Guardian, Perjalanan Ferrato diawali saat dirinya mendapatkan tugas dari majalah Playboy di Jepang, untuk mendokumentasikan gaya hidup hedonistik, pada pasangan swingers bernama Elisabeth dan Bength, di New Jersey, tahun 1981.

Di sini, ia menceritakan kisah di balik beberapa gambar paling kuat dalam koleksinya.

Bengt Hits Elisabeth, 1982

Bengt memukul Elisabeth, 1982 (Donna Ferrato)

“Ini adalah momen yang mengubah hidup saya,” ujar Ferrato. “ Dan itu telah mengubah hidup Elisabeth. Saya tidak tahu apa yang terjadi pada suaminya—saya rasa dia tidak peduli sama sekali. Namun bagi kami berdua sebagai seorang wanita, itu mengubah hidup kami.”

Pemukulan yang dilakukan Bengt terhadap Elisabet, telah membuat Ferrato ternganga. Ia tidak pernah menyaksikan kejadian serupa sepanjang hidupnya. Ferrato merupakan seseorang yang tumbuh tanpa kekerasan. “Saya tidak tahu, jika dia akan memukulnya,” kata Ferrato.

Saat larut malam, Ferrato mendengarkan seseorang yang berteriak. Suara tersebut membawa dirinya berlari ke kamar mandi. Ia menyaksikan kekerasan yang dialami oleh Elisabeth.

“Ini adalah foto pertama yang saya ambil di ruangan itu. Ketika dia akan memukulnya lagi, saya meraih lengannya dan berkata: ‘Apa yang kamu lakukan?’ Dia berkata: ‘Aku hanya mendisiplinkannya, karena istri saya telah berbohong kepadaku’.”

Presiden Magnum Photos, Philip Jones Griffiths, mendukung apa yang dilakukan oleh Ferrato kala itu. “Donna, saya belum pernah melihat yang seperti ini, teruskan saja.”

Ferrato terus menghabiskan waktu bersama mereka. Menurut Ferrato, Elisabeth menjadi kuat dan meninggalkan Bengt dari hidupnya, setelah terjadi satu insiden lagi yang hampir fatal.

Diamond shouts at his father, Minneapolis, 1986

Saat polisi menangkap ayahnya, Diamond berkata 'Aku benci kamu karena memukul ibuku, dan jangan pernah kembali ke rumah ini' (Donna Ferrato)

Gambar di atas, merupakan sebuah foto seorang anak yang sedang berusaha melawan ayahnya. Diketahui, seorang ayah dalam foto tersebut merupakan pelaku kekerasan dalam rumah tangga. 

“Saya benci kamu karena memukul ibu saya, dan jangan pernah kembali ke rumah ini,” ujar Ferrato saat mengulang perkataan seorang anak yang ada dalam foto tersebut. Menurut keterangan Ferrato, anak berusia enam tahun itulah yang melaporkan ayahnya dengan menelepon polisi. 

 Baca Juga: Analisis Baru: 1 dari 4 Wanita Mengalami KDRT sebelum Usia 50 Tahun

 Baca Juga: Terjadi tiap 7,4 Detik, Kenapa Tingkat KDRT di Tiongkok Sangat Tinggi?

 Baca Juga: Ketika Pernikahan di Abad Pertengahan Harus Penuhi Harapan Sosial

Kejadian tersebut terjadi pada pukul sembilan pagi. Kondisi yang gelap, membuat Ferrato untuk menggunakan blitz ketika memotret. Dalam ruangan yg gelap, Ia memantulkan cahaya blitz ke arah langit-langit, bak Jedi dalam film Stars Wars.

Donna Ferrato’s parents, Virginia, 1994

Orang tua Donna Ferrato di Virginia, 1994 (Donna Ferrato)

“Ayah tidak kasar secara fisik, tetapi dia bipolar, tidak setia, kacau, suka keluyuran, dan ibuku tidak tahu harus bagaimana menangani ini,” ungkap Ferrato.

Ferrato tidak tumbuh dengan seorang ayah yang gemar melakukan kekerasan fisik, tetapi ia mengakui bahwa selama bertahun-tahun ayahnya melakukan pelecehan secara psikologis kepada ibunya. 

“Inilah yang tergambarkan, bagaimana seorang pria benar-benar dapat melecehkan seorang wanita, tidak secara fisik, tetapi secara psikologis dan emosional,” terang Ferrato, “ibuku telah memberikan segalanya, tetapi dia tidak menghargainya.”

 

Millie Bianco, New Orleans, 1999

Millie Bianco, New Orleans, 1999 (Donna Ferrato)

Foto di atas, diambil saat Donna Ferrato sedang menghadiri konferensi kekerasan dalam rumah tangga. Ia melihat seorang wanita bernama Millie Bianco dengan membawa foto putrinya, Lisa Bianco.

Lisa adalah seorang wanita yang dipukuli dengan sangat kejam. Ia mengeluarkan perintah perlindungan dan mengajukan tuntutan terhadap suaminya. Tuntutan tersebut berhasil membawa suaminya masuk ke penjara, akibat tindakan buruk yang dilakukannya kepada Lisa. 

“Tetapi dia selalu berkata: ‘ketika aku keluar, aku akan membunuh jalang sialan itu. Dia menempatkan aku di sini; aku akan membunuhnya',” ujar Ferrato.

Suatu waktu, penjara memberikannya cuti sehari, dengan mobil untuk pergi menengok ibunya. Namun sebaliknya, ia malah pergi ke rumah Lisa. Lisa memiliki sebuah alarm yang akan memberitahu ketika suaminya mendekat, sebab pada pergelangan kaki pria itu terdapat suatu penanda.

Saat Lisa sedang mandi, alarm tersebut berbunyi. Ia pun segera berlari ke jalan dengan kondisi telanjang. Namun nahas, suaminya yang bengis itu telah menunggunya dengan senapan berjenis Sawed-off shotgun. Pria itu pun menghajar Lisa hingga meninggal.

“Dia mendapat hukuman mati dan dieksekusi, tetapi bagi ibunya, itu bukanlah apa-apa. Ini seperti, sistem yang membiarkan dia membunuhnya.”