Kecurangan dan Kebrutalan Pelayaran Columbus Menuju Dunia Baru

By Galih Pranata, Selasa, 1 November 2022 | 08:00 WIB
Christopher Columbus dan awaknya mendarat di pulau yang ia beri nama San Salvador, kini Bahama. (Thinkstock)

Nationalgeographic.co.id—Sebagai seorang pemuda, Christopher Columbus adalah pemuda yang paling terobsesi untuk menemukan rute laut ke Asia dan menemukan 'dunia baru' di sana. 

Dalam melancarkan upayanya, ia mencari seseorang yang dapat membantunya. Columbus menemukan gagasan untuk mendekati Raja Ferdinand dan Ratu Isabella dari Spanyol sebagai orang yang dapat membiayai perjalanannya.

Ia menyebut upayanya untuk menyebarluaskan ajaran Katolik ke dunia baru. Bagi Raja Ferdinand dan Ratu Isabella, gagasannya adalah hal yang terpuji lagi mulia, sehingga mereka membiayai pelayaran pertama Columbus ke Dunia Baru.

Jesse Greenspan menulis kepada Daily Collegian dalam artikel berjudul "Columbus’ Sad Legacy" (2003), bahwa pelayaran Columbus dimulai "pada bulan September 1492, di mana Columbus berlayar dengan tiga kapal dan sekitar 90 orang."

Dalam upaya menemukan dunia baru, seluruh kru dari masing-masing kapal diminta untuk berlomba menemukan daratan. Tak segan, Columbus berjanji akan memberikan hadiah kepada yang berhasil menemukannya.

"Columbus telah menjanjikan hadiah 10.000 maravedi (sekitar satu tahun gaji untuk pelaut) kepada orang pertama yang melihat daratan," imbuhnya. Pada tanggal 12 Oktober 1942, salah satu kru kapal bernama Rodrigo de Triana mengaku menemukan daratan itu.

Menariknya, alih-alih memberinya uang, Christopher Columbus mengatakan bahwa dia telah lebih dahulu melihat daratan beberapa hari sebelum Rodrigo. Alhasil, Columbus mengantongi uang itu untuk dirinya sendiri.

Keserakahan semacam ini merangkum sebagian besar warisan sejarah hidupnya. Ketika Columbus dan anak buahnya tiba di San Salvador, penduduk asli yang ramah berenang untuk menghampiri kapal mereka.

Segera Columbus menghampiri penduduk asli sembari menunjukkan pedang yang ia bawa. Alih-alih ketakutan, direbutnya pedang itu dari tangan Columbus hingga melukai dan memotong bagian dari tubuh mereka sendiri.

Ketidaktahuan dan anggapan primitif Columbus terhadap penduduk asli, menjadi salah satu celah baginya untuk menguasai dunia yang masih asing bagi koloni Eropa. Ide penaklukan segera diusung Columbus.

Agaknya dengan mudah Columbus dan pasukannya menaklukan San Salvador. Setelah kembali lagi ke Spanyol, Columbus sekali lagi "membuat janji-janji palsu kepada Raja Ferdinand dan Ratu Isabella," terus Greenspan.

Columbus akhirnya dibiayai perjalanannya lagi pada tahun berikutnya. Ia berangkat dengan armada yang lebih besar dari sebelumnya, dengan 17 kapal dan hampir 1.500 awak kapal. Kali ini orang-orang Spanyol pergi dari pulau ke pulau di Karibia untuk mengambil budak, memerkosa wanita, dan membunuh anak-anak.