Kecurangan dan Kebrutalan Pelayaran Columbus Menuju Dunia Baru

By Galih Pranata, Selasa, 1 November 2022 | 08:00 WIB
Christopher Columbus dan awaknya mendarat di pulau yang ia beri nama San Salvador, kini Bahama. (Thinkstock)

 Baca Juga: Benarkah Orang Romawi Kuno Mencapai Amerika sebelum Columbus?

 Baca Juga: Tiga Hal yang Salah Tentang Pelayaran Christopher Columbus ke Amerika

 Baca Juga: Peta Tahun 1491 yang Memengaruhi Perjalanan Christopher Columbus

Kekejaman semacam ini dilakukan untuk menemukan emas-emas yang mereka cari, meskipun mereka tidak pernah menemukannya. Akibat sulitnya mendapatkan emas yang mereka inginkan, Columbus menyerukan semua penduduk asli untuk mencari emas.

"Bagi setiap penduduk asli yang berusia di atas 14 tahun memiliki kuota emas yang harus mereka kumpulkan setiap tiga bulan, dan mereka akan dibunuh kapan pun jika kuota itu tidak terpenuhi," sambungnya.

Akibat hampir tidak ditemukannya emas di kepulauan Karibia, penduduk asli diburu dan dimusnahkan atau dibawa ke Eropa sebagai budak. Dalam dua tahun, Columbus dan anak buahnya bertanggung jawab atas tewasnya 125.000 penduduk asli di pulau Haiti saja.

Amarah yang membabi buta membuat orang-orang Spanyol ini melakukan sejumlah kebrutalan. Pada tahun 1550, 500 dari 250.000 orang Indian asli di Haiti dinyatakan tewas, dan pada tahun 1650, penduduk asli itu benar-benar punah.

Pada 1495, Christopher Columbus berada dalam kesulitan. Kekayaan yang dia bayangkan ditemukan di Asia tidak terwujud di Dunianya yang baru (Amerika). Mengirim penduduk asli Amerika ke Eropa sebagai budak menjadi solusinya. (Heritage Images/Getty)

Bartolome de las Casas adalah satu-satunya orang Spanyol yang berbicara dengan nada menentang Columbus. Ia menggambarkan kecurangan, kebrutalan, dan kekejaman yang dilakukannya selama berkoloni di dunia baru—benua Amerika.

Setelah kematian Columbus pada tahun 1506, de las Casas membongkar semua rahasia yang dilakukan pemimpin pelayaran itu menuju dunia baru.

Namun, terlepas dari semua kisah suram ini, mayoritas orang Amerika (dan Eropa) memperlakukan Columbus sebagai pahlawan, dan anak-anak sekolah dasar belajar tentang perjalanan heroiknya untuk misi suci dan kemuliaan.