Strigil adalah alat seperti sabit yang digunakan oleh orang Yunani kuno dan Romawi untuk mengikis minyak dan kotoran. Alat ini juga sering ditemukan di pemandian umum Romawi.
Galen, seorang dokter Yunani yang menetap di Roma, menganjurkan untuk menggunakan mandi air panas dan dingin setelah pelatihan. “Cara ini ampuh untuk membantu meningkatkan pemulihan,” Muir menambahkan.
Penampilan gagah bukan yang terpenting
Jika kita menonton film berlatar Romawi kuno, gladiator ditampilkan dengan gagah dan tampan. Namun bagi gladiator yang sesungguhnya, memiliki tubuh berlemak adalah penting. Jika ingin bertahan hidup, gladiator Romawi harus memiliki lemak subkutan.
Lemak itu juga berfungsi untuk melindungi diri dari kemungkinan luka. Bayangkan jika seorang gladiator memiliki tubuh yang ramping, ia mungkin mudah terluka dan menjadi memar.
Selain itu, orang Romawi menyukai pertunjukan penuh darah. Jadi, semakin berdarah pertarungan itu, semakin mengasyikkan bagi mereka. Maka, gladiator yang penuh darah adalah hal biasa.
Diet khusus yang membawa gladiator pada kemenangan
Gladiator tidak makan banyak daging sama sekali. Preferensi diet gladiator membuat mereka dijuluki hordearii ("pria jelai"). Karena tuntutan energi, gladiator mengonsumsi jelai, kacang-kacangan, polong-polongan, dan sayuran. Sebagai penutup, gladiator menyerap ramuan kayu hangus atau abu tulang untuk kepadatan dan kekuatan tulang.
Sistem tetrad untuk menjadwalkan latihan
Sistem tetrad adalah siklus empat hari untuk pelatihan di mana setiap hari didedikasikan untuk fokus kerja atau istirahat yang berbeda. Siklus dimulai lagi setelah hari keempat dan berulang tanpa henti.