Aksi Protes Menentang Metode Pembunuhan Mati Lemas terhadap Ayam

By Utomo Priyambodo, Senin, 21 November 2022 | 15:00 WIB
Kandang ayam peliharaan. (Maurius Karotkis/Unsplash)

Nationalgeographic.co.id—Departemen Pertanian AS (USDA) berpotensi untuk memberlakukan metode “ventilation shutdown plus” (VSD+). Ini adalah sebuah metode yang oleh kelompok hak asasi hewan disebut “kekejaman terang-terangan”.

Ventilation shutdown plus (VSD+) adalah metode pemusnahan yang melibatkan mematikan aliran udara di gudang dan menaikkan panas hingga setinggi 48°C. Hewan-hewan di dalam gudang perlahan tapi pasti akan mati karena kegagalan organ atau mati lemas.

Dalam pengajuan baru-baru ini, National Association of State Departments of Agriculture (NASDA), yang mewakili departemen pertanian tingkat negara bagian di AS, telah meminta USDA untuk mempertimbangkan kembali menjadikan VSD+ sebagai metode "pilihan" untuk memusnahkan ayam-ayam dan unggas lain sehubungan dengan wabah flu burung yang sedang berlangsung.

“Meski NASDA memahami bahwa VSD+ diizinkan dalam keadaan terbatas, NASDA mendorong APHIS [Layanan Inspeksi Kesehatan Hewan dan Tumbuhan USDA] untuk melakukan tinjauan ilmiah pada VSD+ sebagai salah satu metode depopulasi yang disukai untuk memberantas penyakit yang sangat menular dengan cepat,” demikian bunyi surat pengajuan tersebut, seperti dikutip dari IFL Science.

Di Uni Eropa, membunuh hewan dengan mati lemas atau tekanan panas dianggap sebagai metode yang "sangat menyakitkan" dan "tidak boleh digunakan atas dasar kesejahteraan" hewan.

Baca Juga: Sering Dimanfaatkan, Sejak Kapan Manusia Mulai Beternak Ayam?

Baca Juga: Dulunya Hewan Liar, Sejak Kapan Ayam Dipelihara dan Dijinakkan?

Baca Juga: Saat Ayam Suci Jadi Pengambil Keputusan Penting di Zaman Romawi Kuno 

Namun, di AS, itu sah-sah saja dalam keadaan yang tepat. Kelompok-kelompok pembela hak asasi hewan telah menyatakan keprihatinan serius tentang penggunaan VSD+ di peternakan-peternakan AS.

“Proses penghentian ventilasi dapat memakan waktu berjam-jam dan kemungkinan besar mengakibatkan penderitaan hewan yang parah," kata Dena Jones, direktur program hewan ternak di Animal Welfare Institute, pada tahun 2020.

"Sengaja menyebabkan kematian dengan cara yang menyebabkan tekanan yang meningkat dan berkepanjangan tidak dapat diterima dan tidak memenuhi syarat sebagai 'eutanasia'," tegasnya.

“Tidak ada hewan yang harus menanggung berjam-jam penderitaan untuk mati dalam panas yang ekstrem. Tetapi pada tahun 2022 saja, jutaan ayam telah mati melalui praktik mengerikan ini,” kata Humane League baru-baru ini di situs web mereka.