Alasan Mengapa Prostitusi Jadi Hal Lumrah di Abad Pertengahan

By Galih Pranata, Kamis, 24 November 2022 | 10:00 WIB
Prostitusi di era Victoria adalah hal yang umum. Para wanita lebih memilih untuk menjadi pelacur dibanding pekerja industri. (Wikimedia Commons)

Sumber penting, salah satunya, koleksi yang disiapkan oleh ahli hukum dari Cologne bernama Hermann von Weinsberg. Ia memberi tahu di sekitar 2.000 halaman yang ditulisnya dari pengalaman dan visinya tentang kehidupan, secara singkat menyebutkan kunjungannya ke rumah bordil.

Baca Juga: Hetaira, Pelacur Kelas Atas yang Berpendidikan di Zaman Yunani Kuno

Baca Juga: The Fallen Women, Prostitusi Era Victoria Jadi Pekerjaan yang Diminati

Baca Juga: Profesi Tertua di Dunia, Pelacuran Mendorong Perekonomian Romawi

Ia berupaya memberi tahu kepada pembacanya, bahwa banyak laki-laki yang sudah terbiasa dengan hubungan seksual dan kehilangan keperjakaannya, setelah itu, dia terus pergi ke rumah bordil, di mana di sana selalu terkait seks dengan mabuk dan bersenang-senang.

Sejarawan von Seggern juga menarik perhatian pada adanya tekanan teman sebaya yang sebenarnya di antara kaum muda, yang saling membandingkan dan bersaing seberapa banyak ia mengunjungi tempat prostitusi.

"Ada tekanan dari para konfrater yang mendorong eksplorasi seksualitas hingga memunculkan pernyataan dan stigma: Jika tidak masuk ke rumah bordil, dianggap tabu kala itu," tulisnya.

Pada kenyataannya, meskipun dianggap tabu, tapi dominasi prostitusi dalam kehidupan sosial dan ekonomi menjadikannya sebuah profesi yang umum dan biasa. Prostitusi menjadi lumrah tergantung pada masyarakat pendukungnya.