Apakah Benar Hantu itu Ada dan Nyata? Begini Penjelasan Sains

By Hanny Nur Fadhilah, Sabtu, 26 November 2022 | 12:00 WIB
Ilustrasi hantu. (Pexels)

Nationalgeographic.co.id – Jika Anda percaya pada hantu, Anda tidak sendirian. Budaya hampir di seluruh dunia percaya pada roh yang selamat dari kematian untuk hidup di alam lain.

Faktanya, hantu adalah salah satu fenomena paranormal yang paling banyak dipercaya. Jutaan orang tertarik pada hantu. Jajak pendapat Ipsos tahun 2019 menemukan bahwa 46% orang Amerika mengatakan bahwa mereka benar-benar percaya pada hantu. 

Gagasan bahwa orang mati tetap bersama kita dalam roh adalah gagasan kuno, muncul dalam cerita yang tak terhitung jumlahnya. Kepercayaan pada hantu adalah bagian dari jaringan kepercayaan paranormal terkait yang lebih besar, termasuk pengalaman mendekati kematian, kehidupan setelah kematian, dan komunikasi roh. Keyakinan ini menawarkan kenyamanan bagi banyak orang—siapa yang tidak ingin percaya bahwa anggota keluarga kita yang tercinta tetapi telah meninggal tidak memperhatikan kita, atau bersama kita pada saat kita membutuhkan?

Orang telah mencoba atau mengaku ​​berkomunikasi dengan roh selama berabad-abad. Di Victoria Inggris, misalnya, adalah mode bagi wanita kelas atas untuk mengadakan séance di ruang tamu mereka setelah minum teh dan kue kering dengan teman-teman.

Klub hantu didedikasikan untuk mencari bukti hantu yang dibentuk di universitas bergengsi, termasuk Cambridge dan Oxford, dan pada tahun 1882 organisasi paling terkemuka, Society for Psychical Research, didirikan. Seorang wanita bernama Eleanor Sidgwick adalah penyelidik (dan kemudian menjadi presiden) dari grup itu. Di Amerika selama akhir 1800-an, banyak media psikis mengaku berbicara dengan orang mati—tetapi kemudian terungkap sebagai penipuan oleh penyelidik skeptis seperti Harry Houdini.

Salah satu kesulitan dalam mengevaluasi hantu secara ilmiah adalah bahwa berbagai macam fenomena yang mengejutkan dikaitkan dengan hantu, dari pintu yang tertutup sendiri, kunci yang hilang, area dingin di lorong, hingga penampakan kerabat yang sudah meninggal.

 Baca Juga: Teror Hantu: Kisah Ngeri dari Istri Raja Henry VIII yang Dipenggal

 Baca Juga: Bukti Kuat Bahwa Blazar adalah Sumber 'Partikel Hantu' Neutrino

 Baca Juga: Inilah Kisah Tentang Sejarah Halloween: Perayaan Untuk Para Hantu

Ketika sosiolog Dennis dan Michele Waskul mewawancarai para pengalami hantu untuk buku mereka tahun 2016 Ghostly Encounters: The Hauntings of Everyday Life dari Temple University Press mereka menemukan bahwa:

"Banyak peserta tidak yakin bahwa mereka telah bertemu hantu. Tapi tetap tidak yakin bahwa fenomena seperti itu terjadi, hanya karena mereka tidak melihat sesuatu yang mendekati gambaran konvensional tentang 'hantu'. Sebaliknya, banyak responden yang hanya yakin bahwa mereka telah mengalami sesuatu yang luar biasa—sesuatu yang tidak dapat dijelaskan, luar biasa, misterius, atau menakutkan," ujarnya seperti dikutip Live Science.

Jadi, banyak orang yang tercatat mengaku pernah mengalami pengalaman hantu tidak serta-merta melihat apa pun yang kebanyakan orang akan kenali sebagai ‘hantu’ klasik, dan sebenarnya mereka mungkin memiliki pengalaman yang sama sekali berbeda yang satu-satunya faktor kesamaannya adalah itu, tidak dapat dengan mudah dijelaskan.