Simposium, Pesta Minum Jadi Ritual Penting Bagi Orang Yunani Kuno

By Hanny Nur Fadhilah, Selasa, 29 November 2022 | 09:00 WIB
Simposium adalah pesta minum. Di sebuah simposium, para pria berbaring di sofam dan mereka berbagi minuman dengan pria lain. (BlackMac)

Jenis Simposium

Namun, tidak semua simposium itu sama. Bentuknya bisa bermacam-macam, tergantung temperamen, usia, kelas sosial, kecenderungan, dan suasana hati para tamu. Misalnya, berbentuk diskusi yang sangat berkembang, seperti yang dijelaskan oleh Plato, atau dapat berupa pertemuan yang benar-benar gaduh dan tidak bermoral, di mana minuman meluap dan para tamu terlibat dalam hubungan seksual.

Namun, jika aktivitas seksual memang terjadi, itu tidak akan melibatkan wanita Athena yang lahir merdeka. Para wanita yang diundang—atau lebih tepatnya disewa—adalah 'teman wanita', atau hetaerae. Beberapa dipekerjakan karena keterampilan berbicara mereka, yang lain sebagai pemain seruling, penari, dan ada juga menjadi pelacur.

   

Baca Juga: Gempa Bumi, Awal Praktik Budaya Yunani Kuno Menjadi Terguncang

Baca Juga: Telisik Penemuan Pemandian Bergaya Yunani Kuno Untuk Militer Mesir

Baca Juga: Hetaira, Pelacur Kelas Atas yang Berpendidikan di Zaman Yunani Kuno

    

Meski para pria terhanyut dalam suasana di simposium, mereka tidak lupa bahwa mereka adalah warga negara. Mereka juga memiliki kesadaran sipil dan akan mengatur perilaku. Selain itu, setiap simposium dimulai dan diakhiri dengan doa kepada para dewa, khususnya kepada Dionysus, pemberi anggur, dan kepada Agatos Daimon, iblis atau roh yang baik.

Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah bahwa simposium dulunya merupakan sarana untuk menyebarkan budaya. Politik juga digunakan untuk tampil di simposium. Banyak lagu yang dinyanyikan para peminum terinspirasi dari politik. Salah satu yang paling terkenal adalah sejenis lagu kebangsaan Athena—lagu itu merayakan pembunuhan seorang pria bernama Hipparchus, yang merupakan saudara dari tiran Hippias, pada tahun 513 SM. Orang Athena sangat bangga dengan fakta bahwa mereka telah mengusir tiran mereka dan menegakkan demokrasi.

Karena itu adalah lembaga yang didominasi laki-laki, ada sedikit keraguan bahwa suasana simposium memupuk keterikatan homoseksual antara laki-laki yang lebih muda dan lebih tua. Nyatanya, keterikatan semacam itu merupakan komponen penting dari pendidikan aristokrat, khususnya pada abad ke-6 dan awal abad ke-5 SM, meskipun di kemudian hari hal itu tidak lagi disukai.

Dengan demikian, simposium memberi orang kaya Yunani kuno kesempatan lebih lanjut untuk bersantai dan menikmati aktivitas yang merangsang mental dan fisik.