Akhir Sebuah Peradaban, Siapa Sebenarnya Firaun Terakhir Mesir Kuno?

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 3 Desember 2022 | 15:00 WIB
Banyak perdebatan soal siapa firaun terakhir di Mesir kuno. Apakah itu Maximinus Daza, Cleopatra dan putranya, atau Nectanebo II? (Wikipedia)

Nationalgeographic.co.id - Firaun adalah salah satu posisi yang paling terkenal di dunia kuno sejak 3100 Sebelum Masehi. Ini adalah gelar yang memberikan otoritas seperti dewa kepada seseorang sekaligus sebagai penguasa Mesir kuno yang sah. Selama beberapa periode sejarah, Firaun disembah sebagai dewa yang hidup. “Tidak jarang Firaun juga diakui sebagai penguasa yang ditunjuk secara Ilahi yang disukai oleh para dewa,” tulis Grant Piper di laman Medium. Menurut sebagian besar ahli Mesir kuno, terdapat 170 Firaun yang memimpin sepanjang peradaban Mesir kuno selama 3400 tahun. Tiga milenium berlalu, peradaban ini berakhir, demikian juga dengan posisi Firaun. Terdapat perbedaan pendapat soal siapa Firaun terakhir Mesir kuno. Apakah itu Daza, Cleopatra, Caesarion, atau Bakenranef?

Firaun terakhir dari Romawi

Kaisar Galerius Valerius Maximinus atau Maximinus Daza adalah orang terakhir yang memegang gelar Firaun yang terhormat.

Mengapa orang Romawi memegang posisi penting di Mesir kuno? Bangsa Romawi mewarisi gelar Firaun setelah Kaisar Augustus merebut Mesir dan kematian Cleopatra dan putranya yang masih kecil.

Sejak Augustus dan seterusnya, setiap kaisar Romawi diberi gelar firaun sebagai status jabatannya. Kaisar Romawi bukan hanya raja-dewa orang Romawi tetapi juga raja-dewa orang Mesir.

Kaisar Daza adalah orang terakhir yang hidup untuk memegang jabatan firaun, sehingga ia bisa dianggap sebagai firaun resmi terakhir di Mesir. (Cairo Museum)

Gelar tersebut tidak memiliki kesan yang sama seperti di era sebelumnya yaitu sebelum invasi Romawi ke Mesir. Orang Mesir kontemporer tidak menyembah kaisar Romawi sebagai dewa seperti yang mereka lakukan pada Firaun lama. Namun gelar tersebut masih ada meski Mesir diinvasi oleh Romawi. Jabatan Firaun, siapapun yang memegangnya, masih menunjukkan kekuasaan dan kekuasaan atas Mesir dan penduduknya.

Daza memperoleh gelar Firaun karena upayanya menduduki tahta Kekaisaran Romawi. Usahanya dimulai di Suriah dan Mesir, di mana ia memerintah sebagai kaisar junior di sana.  

Baca Juga: Menelisik Kehidupan Sosial Mesir Kuno, Penampilan Jadi Nomor Satu

Baca Juga: Era Tutmania, Bagaimana Firaun Tutankhamun Menguasai Budaya Pop?

Baca Juga: Hasil Pemindaian Makam Raja Tut: Kamar-kamar yang Belum Terjamah

Ini adalah waktu yang membingungkan bagi kepemimpinan Romawi dan Tetrarki Romawi. Kepemimpinan di kekaisaran dibagi antara rekan-kaisar, rekan-konsul, Kaisar, Augustus, dan berbagai gelar lainnya. Pembagian kekuasaan seharusnya menghilangkan kekerasan yang melanda kekaisaran selama beberapa dekade, tetapi trik itu tidak berhasil.