Dampak Perubahan Iklim, Memburuknya Pasokan Pangan, Rasa dan Racun

By National Geographic Indonesia, Rabu, 7 Desember 2022 | 12:00 WIB
Perubahan iklim tidak hanya memengaruhi pasokan makanan dunia, tetapi juga cita rasa di lidah kita. (Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Bukan tanpa alasan, para pencinta makanan menjadi begitu peduli terhadap perubahan iklim. Ternyata peningkatan suhu bumi berdampak pada pasokan makanan yang dapat berakibat pada selera makan.

Laporan dari University of Melbourne menyusun beberapa daftar makanan yang terancam karena naiknya suhu bumi. Australia yang menjadi wilayah begitu terik dan panas karena terus meningkatnya suhu bumi menjadi fokusnya. 

Sebanyak 93 persen pasokan makanan Australia diproduksi dalam negeri, sehingga sedikit saja perubahan akan berdampak serius bagi ketersediaan bahan pangan

“Kita perlu sadar bahwa ada kemungkinan roti dan selai rasberry yang biasa untuk sarapan, tapi 50 tahun lagi sudah tidak ada,” ujar Richard Eckard dari University of Melbourne.

Eckard dan rekannya menemukan beberapa jenis makanan yang mungkin terancam karena suhu bumi yang terus menghangat.

Berikut daftar bahan pangan yang akan terpengaruhi karena perubahan iklim:

Wortel, nantinya akan menjadi lebih hambar dan bertekstur buruk. Selain itu, wortel tidak akan berwarna secerah sekarang ini.

Kentang yang biasa tumbuh di daerah lembab hingga panas, justru akan menimbulkan potensi kanker. Karena memiliki penyakit buru.

Daging, entah ayam maupun sapi akan terpengaruh karena suhu yang panas. Suhu tinggi dapat memengaruhi nafsu makan hewan-hewan tersebut, sehingga menjadi kurus. Daging akan menjadi lebih keras dan sedikit.

Biji-bijian, kenaikan temperatur akan menyebabkan kekeringan. Akibatnya, tanaman seperti gandum akan tidak subur.

Susu, gelombang panas akibat perubahan iklim akan berdampak pada menurunnya jumlah produksi susu. Peneliti memperkirakan, perubahan iklim dapat mengurangi jumlah susu sapi menurun antara 10 sampai 25 persen. Sementara untuk kondisi ekstrem, pasokan susu dapat berkurang hingga 40 persen.

Namun, keadaan iklim bumi yang kian memanas tidak hanya memberikan resiko terbatasnya pasokan makanan manusia, namun juga merubah rasa yang ada pada makanan itu sendiri.