Perusakan habitat telah membatasi beberapa orangutan Tapanuli yang tersisa di hutan hujan seluas 1.400 kilometer persegi yang terfragmentasi di Sumatra Utara. Para ilmuwan mengatakan bendungan Batang Toru semakin mengancam habitat ini.
Membangun bendungan membutuhkan penggalian terowongan di daerah di mana sebagian besar orangutan Tapanuli tinggal. Para ahli juga mengatakan proyek tersebut akan secara permanen mengisolasi sub-populasi spesies tersebut, sehingga meningkatkan risiko kepunahan.
Menurut Narain, kasus tersebut mengilustrasikan potensi kehancuran yang dapat ditimbulkan oleh proyek pembangkit listrik tenaga air tanpa adanya perencanaan dan pengamanan yang tepat.
Namun, Agus Djoko Ismanto, Senior Advisor on Environtment PT NSHE yang terlibat dalam proyek PLTA Batang Toru, membantah bahwa PLTA tersebut mengancam kelangsungan hidup orangutan Tapanuli.
Menurut Agus, proyek PLTA Batang Toru tak mengganggu aktivitas orangutan Tapanuli karena sudah diteliti dampak lingkungannya. Ia juga mengeklaim proyek itu merupakan komitmen penyelamatan masa depan lingkungan yang beriringan dengan pembangunan.
Proses penggenangan yang dilakukan proyek diklaim juga sudah direncanakan agar tak mengenai Areal Penggunaan Lain (APL) di lahan konservasi. APL itu merupakan tempat warga melakukan aktivitas, dan kadang menjadi tempat aktivitas orangutan.
"[Genangan] kita itu enggak ada tempat penduduk di sana. Kosong," ujar Agus kepada National Geographic Indonesia pada 2021. "Ini konturnya [penampung air PLTA], ini curam banget. Jadi menggenangi bawah saja. Kita pakai apa adanya, 1/3 kontur itu tenggelam."
Namun, Onrizal, peneliti keanekaragaman hayati dari Universitas Sumatra Utara, mengatakan pernah diminta oleh PT NSHE untuk membuat analisis mengenai dampak lingkungan PLTA Batang Toru. Saat itu Onrizal menyanggupi dengan dua syarat: Ia diizinkan melihat semua kajian dan mendapatkan akses ke lapangan.
Baca Juga: Penjelasan PLTA Batang Toru Terkait Ancaman Orangutan Tapanuli
Baca Juga: Orangutan Tapanuli Menuju Jurang Kepunahan Akibat PLTA dan Perburuan
Baca Juga: Terancam Punah dan Terusir, Malangnya Nasib Orangutan di Batang Toru
“Hasilnya saya tulis semua,” ungkapnya, seperti dikutip dari laporan Tirto.id. “Pembangunan PLTA akan merusak habitat orangutan.”