Momen Haru saat 'Anak-Anak dari Surga' Tampil di Panggung Budaya

By Utomo Priyambodo, Jumat, 9 Desember 2022 | 08:00 WIB
Diah Kusumawardani Wijayant (tengah) bersama anak-anak dengan sindrom down yang mampu memainkan angklung. (Utomo Priyambodo/National Geographic Indonesia)

Janin yang mengalami sindrom down tidak bisa dikoreksi. Jadi, setelah lahir nanti kondisinya berupa bayi sindrom down.

Menurut kode etik di Indonesia, janin tidak boleh digugurkan. Hal ini berbeda dengan negara-negara barat, di mana bila terdeteksi janin sindrom down boleh langsung digugurkan. Inilah sebabnya di negara-negara barat, kasus bayi lahir sindrom down sangat rendah.

Menurut tulisan di laman resmi RS Gading Pluit, "manfaat deteksi dini janin sindrom down lebih pada menyiapkan mental orang tua menghadapi kelahiran bayinya. Jika mengetahui lebih dini, diharapkan orang tua sejak awal siap menerima kelahiran bayi dan menyiapkan penanganan yang tepat. Dengan penanganan yang tepat, anak-anak dengan sindrom down masih bisa tumbuh normal secara kognitif dan sosial walaupun proses ini membutuhkan waktu lebih lama daripada anak biasanya."

Pasangan suami istri muda itu tampak khusyuk menyaksikan penampilan anak-anak bermain angklung di MargoCity Depok. Sebelumnya, juga ada beberapa penampilan dari anak-anak disabilitas lainnya, termasuk Tari Ondel-Ondel dan Tari Wak Wak Gung, di panggung tersebut.

Acara pertunjukan budaya tersebut merupakan bagian dari acara Peluncuran Sekolah Tari Tradisional Khusus Difabel yang ke-2 dari Yayasan Belantara Budaya Indonesia, yaitu Sekolah Tari Tradisional Khusus Difabel MargoCity Depok. Acara yang digelar pada Sabtu, 3 Desember 2022, itu sekaligus memperingati Hari Disabilitas Internasional yang dirayakan sedunia tiap 3 Desember.

Diah Kusumawardani Wijayanti, Pendiri sekaligus Ketua Belantara Budaya Indonesia, mengatakan bahwa Sekolah Tari Tradisional Khusus Difabel MargoCity Depok akan diselenggarkan secara rutin setiap hari Sabtu sejak pukul 10.00 pagi hingga 12.00 siang di mal terbesar Kota Belimbing itu. Sekolah tari ini gratis, tanpa memungut biaya apa pun, dan tanpa batasan usia.

"Jadi, Bapak/Ibu yang punya anak istimewa, silakan bergabung menjadi keluarga besar Belantara Budaya Indonesia untuk terus melestarikan budaya dan tradisi Indonesia," ajak Diah dalam pembukaan acara tersebut. Para orang tua bisa mendaftarkan anak-anak mereka yang difabel lewat akun Instagram Belantara Budaya Indonesia atau datang langsung ke lokasi.

Baca Juga: Kisah Haru Persahabatan Dua Difabel Muslim dan Kristen dari Damaskus

Baca Juga: Menciptakan Masyarakat Inklusif Bagi Kaum Difabel Lewat Film 'Tegar'

Baca Juga: Film 'Tegar' Menyerukan Kehidupan Masyarakat Indonesia yang Inklusif 

Sekelompok anak penyandang disabilitas sedang menampilkan Tari Ondel-Ondel di MargoCity Depok. (Utomo Priyambodo/National Geographic Indonesia)

Selain di Depok, Sekolah Tari Tradisional Khusus Difabel dari Belantara Budaya Indonesia juga ada di Bogor. Persisnya diselenggarakan di Museum Tanah dan Pertanian Bogor tiap hari Jumat pukul 15.00 sampai 17.00 (jam 3 sampai 5 sore).