Berdasarkan catatan yang terukir di lauh, terungkap bahwa Tapputi menggunakan kombinasi berbagai jenis bunga, minyak, calamus, cyperus, mur, lobak pedas, rempah-rempah, dan balsam di antara bahan-bahan lain untuk membuat parfum kunonya.
Selanjutnya, Tapputi mencampurkan berbagai ramuannya dengan air atau pelarut lain, dan menyaringnya. Oleh tim, penyaringan produk cairnya dilakukan berkali-kali untuk menciptakan formula parfum Mesopotamia yang lebih murni dan harum.
Dari tumpukan informasi Mesopotamia yang rumit inilah para ilmuwan akhirnya dapat menciptakan kembali salah satu formula aromanya secara keseluruhan.
Pakar wewangian kuno yang terkenal, Bihter Türkan Ergül, menjelaskan, “Pada lauh ini, kami menemukan jawaban atas pertanyaan tentang bagaimana ia menghasilkan aroma. Serta bagaimana membuat proses penyulingan.”
Bagi Ergül, aksara paku pada lauh membawa para peneliti melakukan perjalanan ke masa lalu. Ini memungkinkan mereka untuk merasakan wewangian kuno yang sama di laboratorium modern.
Ritual misterius Tapputi dalam membuat parfum
Setelah menguraikan aksara paku, Ergül dan tim ahlinya menghasilkan 27 halaman terjemahan yang berkaitan dengan parfum.
“Tapputi akan bekerja di bawah bulan purnama sambil mencari persekutuan dengan bintang-bintang di langit malam,” tambah Ergül.
Ritual misterius Tapputi dalam aktivitas pembuatan parfum Mesopotamia adalah salah satu dari banyak rahasia yang terungkap selama penerjemahan lauh. Sebagai Asosiasi Budaya Wewangian, Ergül dan timnya mempertahankan tradisi wewangian di tanah air mereka.
“Kami tinggal di tanah yang memiliki budaya aroma berusia 8.000 tahun,” kata Ergül.
Meskipun semua bahan yang digunakan dalam salah satu wewangian Tapputi telah diidentifikasi, melampaui titik ini bisa menjadi sebuah tantangan.
Baca Juga: Tatkala Mesopotamia Temukan Roda, Teknologi Kuno yang Mengubah Dunia