Bermakna Penting, Bagaimana Tradisi Perayaan Akhir Tahun Berawal?

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 31 Desember 2022 | 16:00 WIB
Di penghujung tahun, banyak orang melakukan tradisi-tradisi tertentu untuk menutup tahun. Sebagian besar tradisi itu memiliki makna penting di baliknya. Bagaimana semua tradisi perayaan akhir tahun itu berawal? (Peng Wei)

Di desa Oga, Jepang, pada Malam Tahun Baru, pria mengenakan topeng rumput dan meniru Namahage. Namahage adalah sosok setan yang pergi dari pintu ke pintu untuk mencari anggota komunitas baru. Setelah meneriaki anak-anak dan anggota keluarga baru untuk patuh, belajar dan bekerja keras, anggota yang lebih mapan membela pendatang baru dan anak muda dari setan.

Tradisi perayaan akhir tahun tidak melulu meraih dan menyenangkan, ada juga yang menakutkan seperti di Jepang. Namahage adalah sosok setan yang pergi dari pintu ke pintu untuk mencari anggota komunitas baru di akhir tahun. (Kanegen)

Sementara itu di Peru, "klub pertarungan" Andean pada Hari Natal memungkinkan orang untuk saling menendang dan meninju untuk menyelesaikan perbedaan. Akhirnya, mereka dapat memulai Tahun Baru dengan bersih.

Segala sesuatu yang melambangkan rezeki

Kemakmuran membayangi akar dari banyak tradisi Tahun Baru.

Orang Turki, misalnya, mengenakan pakaian dalam merah, membuka keran, dan menaburkan garam di depan pintu untuk memastikan kemakmuran.

Sementara orang Swiss akan menjatuhkan sesendok krim kocok ke lantai dan membiarkannya di sana untuk mengantarkan kekayaan.

Orang Filipina akan memakai motif polka dot karena bentuk lingkaran melambangkan kemakmuran.

Orang-orang di selatan mengonsumsi kacang polong hitam, collard greens, dan roti jagung karena masing-masing menyerupai koin, uang dolar, dan emas mengkilap.

Ritual dan tradisi apa yang biasa Anda lakukan di malam tahun baru?