“Tidur berlebihan sering dikaitkan dengan gangguan fisik atau mental, seperti sleep apnea, depresi, atau efek samping obat, dan efek yang mungkin terkait dengan tidur berlebihan termasuk diabetes, penyakit jantung, obesitas, dan penyakit mental,” kata Schnorbach.
Baca Juga: Ilmuwan Jepang Mengungkap Rahasia Tidur Nyenyak di Malam Hari
Baca Juga: Trik untuk Tidur Lebih Baik Ini Disebut Ampuh untuk Hampir Semua Orang
Baca Juga: Sulit Tidur Malam Dikaitkan dengan Faktor Risiko Diabetes Tipe 2
Kebalikan dari insomnia, hipersomnia adalah kondisi di mana Anda berdua kesiangan dan merasa sangat mengantuk di siang hari. Narkolepsi dan gangguan tidur lainnya biasanya menyebabkan hipersomnia.
Hipersomnia ditandai dengan rasa kantuk yang berlebihan di siang hari di mana Anda mungkin merasakan keinginan untuk tidur lebih lama dari yang dibutuhkan, tetapi tetap merasa lelah saat bangun. Hipersomnia dapat bersifat primer dan sekunder. Primer berarti biasanya tidak ada penyebab yang dapat diidentifikasi; sekunder menunjukkan bahwa kondisi medis lain, masalah kesehatan mental, obat-obatan, gangguan tidur, atau kurang tidur karena kerja shift bisa menjadi penyebabnya.
Gangguan fungsi otak
Tidur terlalu banyak—lebih dari delapan jam—dapat berdampak buruk pada otak, menurut studi tidur terbesar di dunia yang diterbitkan dalam jurnal Sleep. Ahli saraf di Institut Otak dan Pikiran Universitas Barat menemukan bahwa terlalu banyak menutup mata dapat mengurangi kemampuan kognitif dan keterampilan penalaran.
Penambahan berat badan
Penelitian yang dipublikasikan di Sleep menemukan bahwa orang yang tidur selama sembilan hingga 10 jam semalam memiliki kemungkinan 21% lebih besar untuk menjadi gemuk selama periode enam tahun dibandingkan dengan mereka yang tidur selama tujuh hingga delapan jam. Hubungan antara waktu tidur dan obesitas adalah sama bahkan ketika asupan makanan dan olahraga diperhitungkan
Depresi dan kesehatan mental
Tidur berlebihan adalah gejala depresi dan kecemasan yang mungkin terjadi dan dapat memperburuk keadaan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Sleep Medicine Review menemukan bahwa orang yang tidur lama memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi.
Faktor gaya hidup
Jika tidak cukup tidur karena faktor gaya hidup, seperti terlalu banyak minum alkohol atau mengonsumsi obat resep tertentu, tubuh mencoba menebusnya dengan tidur berlebihan. Studi telah menemukan bahwa terlalu banyak tidur dapat berperan dalam peningkatan peradangan dalam tubuh, yang terkait dengan peningkatan risiko berbagai kondisi kesehatan mulai dari diabetes hingga Alzheimer.
“Kebiasaan gaya hidup buruk yang secara negatif memengaruhi kualitas dan durasi tidur termasuk konsumsi kafein, alkohol, gula, dan nikotin yang berlebihan, serta kurang olahraga,” kata Meadows.
Jalanilah gaya hidup sehat yang mendorong tidur. Minum tidak lebih dari dua sampai tiga minuman berkafein per hari dan beralih ke alternatif herbal atau kopi tanpa kafein pada tengah hari. Pilihlah olahraga jenis aerobik seperti berjalan, menari, atau joging dibandingkan dengan latihan beban atau lari cepat. Hal ini bertujuan untuk meninggalkan setidaknya dua jam antara latihan dan waktu tidur untuk memungkinkan suhu inti tubuh Anda menjadi dingin.