Hürrem harus berhati-hati jika ingin melindungi dirinya dan anak-anaknya dari rencana dan intrik istana. Dia melindungi apa yang menjadi miliknya. Salah satu contoh adalah ketika ia membuat ulah saat budak muda Ruthenian memasuki harem. Segera, Hürrem menikahkan budak itu dengan bangsawan lain agar suaminya tidak menyukai mereka.
Namun Hürrem lebih dari sekedar merawat dirinya sendiri. Karena tingkat kepercayaan antara Hürrem dan Suleiman, dia memperoleh kebebasan untuk memimpin pekerjaan infrastruktur di kota. Seperti pembuatan fasilitas minum dan mandi umum, proyek amal, pendirian dapur umum untuk orang miskin, dan pekerjaan keagamaan. Ia terlibat dalam pembangunan mesjid dan asrama bagi jemaah haji. Nitschke menambahkan, “Hürrem juga menjadi pelindung seni.”
Kisah cinta sejati Hürrem Sultan dan Suleiman yang Agung
Surat cinta antara Suleiman yang Agung dan Hürrem Sultan menunjukkan cinta sejati keduanya.
Dalam salah satu suratnya, Hürrem menulis, “Aku hanya menemukan kedamaian di sampingmu. Kata-kata dan tinta tidak akan cukup untuk menceritakan kebahagiaan dan kegembiraanku, saat aku berada tepat di sampingmu.” Surat-surat yang ditujukan pada Hürrem pun tidak kalah romantisnya.
Hürrem terus mengubah sejarah Kekaisaran Ottoman, bahkan setelah kematiannya. Keinginannya untuk berada tepat di sebelah sultannya dikabulkan tidak hanya dalam hidup, tetapi juga dalam kematian.
Dia meninggal pada tahun 1588 dan dimakamkan di sebuah mausoleum di Masjid Suleymaniye. Di masjid itu, Sultan Suleiman yang Agung dimakamkan.
Abad berikutnya sepeninggal Hürrem dikenal sebagai "Kesultanan Wanita". Saat itu, istri dan ibu kerajaan memegang kekuasaan melalui pengaruh politik atas laki-laki kerajaan. Semua ini berkat warisan seorang budak Rusia yang berhasil merebut hati sang sultan.