Nationalgeographic.co.id - Kisah Hürrem Sultan menjadi sisi unik dari kekayaan sejarah Kekaisaran Ottoman. Hürrem, juga dikenal sebagai Roxelana, menjalani kehidupan yang mengejutkan orang-orang di masanya. Bahkan, hingga kini menarik perhatian para pencinta sejarah. Perintis politik gender ini menarik perhatian karena kisahnya yang misterius dan sederhana. Berawal dari budak Rusia, Hürrem Sultan diangkat menjadi permaisuri oleh Suleiman yang Agung, penguasa Kekaisaran Ottoman.
Hürrem Sultan, budak dari Rusia
Sebagian besar kehidupan awal Hürrem Sultan bersifat spekulatif atau tidak diketahui. Namanya mungkin Anastasia atau Alexandra Lisowski atau Lisowska. Ia mungkin putri seorang pendeta Kristen Ortodoks. Secara umum diterima bahwa Hürrem lahir antara tahun 1502 dan 1506.
Hürrem diyakini telah ditangkap oleh Tatar Krimea dalam penyerbuan budak di wilayah Ruthenia. Wilayah Ruthenia dulu merupakan bagian dari Kerajaan Polandia, yang saat ini menjadi bagian dari Ukraina.
Hürrem yang saat itu berusia remaja dibawa ke pasar budak di jantung Kekaisaran Ottoman di Konstantinopel.
Budak wanita muda dan menarik memiliki nilai tertinggi di pasar budak, inilah yang menyelamatkan Hürrem. Ia diperlakukan dengan baik sehingga nilai jualnya tinggi.
Di pasar budak inilah Pargali Ibrahim Pasha diduga membeli Hürrem. “Budak itu dijadikan hadiah untuk teman masa kecilnya, Suleiman, yang merupakan putra Sultan,” tulis Lauren Nitschke di laman The Collector.
Budak Rusia sangat dihargai karena kulit pucat dan fitur halus mereka. Pasha mungkin tahu apa yang menurut Suleiman Agung menarik pada seorang wanita. Hürrem sering digambarkan dengan rambut merah, fitur umum di antara orang-orang dari Ukraina. Penampilannya mungkin dianggap eksotis di episentrum Kekaisaran Ottoman.
Menjadi seorang Kristen adalah faktor lain yang menguntungkan Hürrem. Merupakan kebiasaan bagi Sultan untuk menjadi ayah dari anak laki-laki dengan wanita Kristen. Tujuannya menghindari pertikaian dinasti yang mungkin muncul jika dua rumah Islam yang kuat menikah.
Selir di Kekaisaran Ottoman
Budak muda Ruthenian memperoleh dua nama baru begitu dia memasuki rumah tangga kerajaan. Salah satunya adalah "Roxelana", yang berarti "pelayan dari Ruthenia. Nama lainnya adalah nama yang paling diingat oleh sejarah. Dia dipanggil "Hürrem", yang berarti "gembira", atau "yang tertawa" dalam bahasa Persia. Nama ini memberi gambaran tentang sifatnya dan mengapa Suleiman yang Agung menganggapnya begitu menarik.
Banyak budak perempuan yang memasuki istana dipekerjakan sebagai pembantu. Satu kisah tentang Hürrem menunjukkan bahwa peran pertamanya adalah sebagai tukang cuci. Dalam versi yang agak romantis ini, dikatakan bahwa Suleiman berjalan melewati bagian istana tempat Hürrem bekerja keras. Sang sultan pun terpesona oleh suaranya yang indah saat dia menyanyikan lagu rakyat Rusia kuno.
Baca Juga: Saling Serang Antara Tentara Austria Buat Ottoman Menang Mudah
Baca Juga: Selidik Pedang Bermata Satu Bajak Laut Turki Era Kesultanan Utsmaniyah
Suleiman pun berhenti untuk bercakap-cakap dengannya. “Ia terpesona oleh sifat periangnya, dan kemampuannya untuk bercakap-cakap,” tambah Nitschke. Benar atau tidaknya kisah ini, kita tidak akan pernah tahu.
Dalam cerita lain, ibu Suleiman, Hafsa Sultan, yang memilih Hürrem untuk menghabiskan malam menyenangkan dengan putranya. Ada ratusan wanita di harem Sultan dan kemungkinan untuk bertemu langsung dengan sultan sangat kecil. Dalam persiapan pertemuan ini, Hürrem dimandikan, dicukur, dan diurapi dengan minyak wangi. Ia mengenakan pakaian bagus untuk menyenangkan tuannya.
Selir kesayangan yang terbaru
Namun pertemuan pertama mereka berlangsung, takdir memutuskan bahwa Hürrem akan menghabiskan malam dengan Suleiman. Kombinasi kecantikan dan sifat hangatnya membuat Sulaiman terus-menerus memanggil Hürrem untuk menemaninya.
Suleiman sudah punya kekasih, yang juga pendampingnya. Namanya Mahidevran Sultan dan dia telah memberi Suleiman seorang putra. Menjadi kesayangan sultan membuat Muhidevran mengambil tindakan sendiri dan menyerang Hürrem. Ia menggaruk wajah selir kesayangan sultan.
Ketika Suleiman memanggil Hürrem malam itu, dia menolak untuk menemuinya karena penampilannya. Penasaran, Suleiman memanggilnya lagi dan melihat bekas di wajahnya akibat Muhidevran.
Posisi Hürrem sebagai selir kesayangan Sultan semakin kokoh setelah kejadian ini. Peristiwa ini menggambarkan tentang betapa pintarnya Hürrem. Ini menunjukkan bahwa dia secara naluriah tahu bagaimana memainkan permainan politik untuk keuntungan terbaiknya.
Istri, ibu, dan penguasa
Suleiman yang Agung menjadi sultan Kekaisaran Ottoman pada tahun 1520, kira-kira pada waktu yang sama ketika Hürrem menjadi selirnya. Sang selir kesayangan memberinya seorang putra, Mehmed, pada tahun berikutnya.
Kematian ibu sultan Suleiman membuat posisi kekuasaan kosong di harem yang dipimpinnya. Kematian Hafsa juga berarti bahwa Suleiman kini benar-benar mandiri sehingga ia mampu mengambil keputusan yang akan mengubah arah sejarah.
Pada tahun 1533, sesuatu yang sangat mencengangkan terjadi. “Suleiman yang Agung membebaskan Hürrem dari posisi gundik untuk menikahinya,” kata Nitschke. Hukum Islam melarang seorang sultan untuk menikahi seorang budak. Sehingga untuk menjadikan Hürrem sebagai ratu, Suleiman harus membebaskannya.
Seorang duta besar Genoa mendokumentasikan peristiwa penting ini. Menurutnya, peristiwa seperti itu benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah para sultan Kekaisaran Ottoman.
Baca Juga: Misteri Makam Suleiman, Sultan Termahsyur Kekaisaran Utsmaniyah
Baca Juga: Lelakon Ambisi Ottoman Turki dalam Pengepungan Konstantinopel
“Grand Signior Suleiman telah menganggap dirinya sebagai permaisuri seorang budak wanita dari Rusia, bernama Roxolana,” tulisnya.
Kekaisaran terguncang sekali lagi ketika Hürrem melahirkan seorang putra lagi untuk sultan. Sebelumnya, ada kebiasaan bahwa selir hanya melahirkan satu anak laki-laki bagi Sultan. Tujuannya agar sang ibu kemudian dapat fokus pada pengasuhan dan pendidikan putranya. Namun, Hürrem dan Suleiman memiliki enam anak, lima putra dan satu putri.
Seorang Sultan di Kekaisarn Ottoman diperbolehkan untuk mengambil hingga empat istri dan memiliki selir sebanyak yang dia suka. Namun Suleiman yang Agung tetap setia kepada Hürrem dan menghabiskan waktu dengan wanita lain. Permaisuri pertama, Muhidevran, meninggalkan harem untuk mengikuti putranya ke pos politik pertamanya. Ini membuat Hürrem menjadi kepala harem yang tidak mendapatkan banyak pertentangan.
Belum pernah terjadi sebelumnya, Hürrem meyakinkan suaminya untuk mengizinkannya meninggalkan harem dan bergabung dengannya di Istana Topkapi. Di sana, dia diberikan sebuah suite apartemen di sebelahnya.
Cinta dan pengaruh di Kekaisaran Ottoman
Hürrem Sultan adalah seorang wanita yang cerdas. Dia berbagi cinta puisi dengan suaminya dan tidak diragukan lagi mereka memiliki banyak kesamaan.
Ketika Suleiman pergi untuk kampanye militer, urusan istana dipercayakan pada Hürrem.
Hürrem harus berhati-hati jika ingin melindungi dirinya dan anak-anaknya dari rencana dan intrik istana. Dia melindungi apa yang menjadi miliknya. Salah satu contoh adalah ketika ia membuat ulah saat budak muda Ruthenian memasuki harem. Segera, Hürrem menikahkan budak itu dengan bangsawan lain agar suaminya tidak menyukai mereka.
Namun Hürrem lebih dari sekedar merawat dirinya sendiri. Karena tingkat kepercayaan antara Hürrem dan Suleiman, dia memperoleh kebebasan untuk memimpin pekerjaan infrastruktur di kota. Seperti pembuatan fasilitas minum dan mandi umum, proyek amal, pendirian dapur umum untuk orang miskin, dan pekerjaan keagamaan. Ia terlibat dalam pembangunan mesjid dan asrama bagi jemaah haji. Nitschke menambahkan, “Hürrem juga menjadi pelindung seni.”
Kisah cinta sejati Hürrem Sultan dan Suleiman yang Agung
Surat cinta antara Suleiman yang Agung dan Hürrem Sultan menunjukkan cinta sejati keduanya.
Dalam salah satu suratnya, Hürrem menulis, “Aku hanya menemukan kedamaian di sampingmu. Kata-kata dan tinta tidak akan cukup untuk menceritakan kebahagiaan dan kegembiraanku, saat aku berada tepat di sampingmu.” Surat-surat yang ditujukan pada Hürrem pun tidak kalah romantisnya.
Hürrem terus mengubah sejarah Kekaisaran Ottoman, bahkan setelah kematiannya. Keinginannya untuk berada tepat di sebelah sultannya dikabulkan tidak hanya dalam hidup, tetapi juga dalam kematian.
Dia meninggal pada tahun 1588 dan dimakamkan di sebuah mausoleum di Masjid Suleymaniye. Di masjid itu, Sultan Suleiman yang Agung dimakamkan.
Abad berikutnya sepeninggal Hürrem dikenal sebagai "Kesultanan Wanita". Saat itu, istri dan ibu kerajaan memegang kekuasaan melalui pengaruh politik atas laki-laki kerajaan. Semua ini berkat warisan seorang budak Rusia yang berhasil merebut hati sang sultan.