"Itu akan menggunakan paruhnya yang berbentuk sendok untuk menyalurkan air dan kemudian giginya untuk memeras kelebihan cairan, membuat mangsanya terperangkap di mulutnya," jelasnya.
"Hewan itu mungkin mencoba-coba saat mengarungi laguna yang dangkal, mengisap udang air kecil dan copepoda, lalu menyaringnya melalui giginya seperti bebek dan flamingo."
Baca Juga: Bayi Pterosaurus: Hewan dengan Kemampuan Terbang yang Menakjubkan
Baca Juga: Epapatelo otyikokolo, Spesies Baru Pterosaurus dari Namibe-Angola
Baca Juga: Reptil Kecil Ini Kerabat Dekat Spesies yang Akan Menjadi Pterosaurus
Baca Juga: Penemuan Pterosaurus Jurassic Baru, Menghuni Benua Kuno Gondwana
Kerangka Balaenognathus maeuseri yang terawetkan dengan baik ditemukan dari batugamping plattenkalk Jurassic Atas dari Formasi Torleite di Wattendorf, Bavaria, Jerman selatan.
"Kerangka yang hampir lengkap ditemukan di lapisan batu kapur yang sangat halus yang mengawetkan fosil dengan indah," kata Profesor Martill.
"Rahang pterosaurus ini sangat panjang dan dilapisi dengan gigi kecil yang halus dan bengkok, dengan celah kecil di antaranya seperti sisir kutu."
Ia menambahkan, rahang panjang melengkung ke atas seperti paruh burung avocet yang melengkung ke belakang dan pada akhirnya mengembang seperti sendok.
"Tidak ada gigi di ujung mulutnya, tetapi ada gigi di sepanjang kedua rahang hingga bagian belakang senyumnya," katanya.
"Dan yang lebih luar biasa adalah beberapa gigi memiliki kait di ujungnya, yang belum pernah kita lihat sebelumnya pada pterosaurus."
"Kait kecil ini akan digunakan untuk menangkap udang kecil yang mungkin dimakan pterosaurus, memastikan mereka masuk ke tenggorokannya dan tidak terjepit di antara giginya."