Nationalgeographic.co.id—Para ahli paleontologi telah mengidentifikasi spesies baru pterosaurus pterodactyloid yang sangat unik. Spesies ini memiliki kaki yang panjang dan merupakan pemakan filter dengan gigi yang sangat rapat.
Fosil spesies baru pterosaurus tersebut ditemukan para ahli paleontologi di lokasi tambang di Jerman. Spesies baru tersebut diperkirakan hidup di tempat yang sekarang disebut Eropa selama zaman Jurassic Atas, antara 157 dan 145 juta tahun yang lalu.
Temuan tersebut telah dijelaskan dan dipublikasikan di jurnal Paläontologische Zeitschrift baru-baru ini yang merupakan jurnal akses terbuka. Makalah tersebut diterbitkan dengan judul "A new pterodactyloid pterosaur with a unique filter-feeding apparatus from the Late Jurassic of Germany."
"Pterosaurus pterodactyloid baru berkaki panjang, berparuh spatula, pemakan filter dari batu kapur plattenkalk Jurassic Atas di Wattendorf, Bavaria, Jerman Selatan," tulis peneliti.
"Luar biasa karena kelengkapannya, gigi yang tidak biasa, dan petunjuk pelestarian jaringan lunak, termasuk membran sayap."
Reptil terbang ini termasuk dalam keluarga Ctenochasmatidae, keluarga pterosaurus yang diketahui dari batu kapur di Bavaria, Jerman. Spesies baru pterosaurus ini dinamakan Balaenognathus maeuseri.
Ctenochasmatidae merupakan sekelompok pterosaurus dalam sub ordo Pterodactyloidea. Mereka dicirikan oleh gigi khas mereka, yang dianggap telah digunakan untuk penyaring makanan.
“Pterosaurus ini memiliki gigi di rahang atas dan bawah, yang merupakan bayangan cermin satu sama lain. Setidaknya ada total 480 gigi,” kata Profesor David Martill dari University of Portsmouth.
“Ada satu pterosaurus lain dengan gigi lebih banyak, yaitu Pterodaustro dari Argentina, tetapi ia memiliki gigi pendek di rahang atasnya dan gigi yang lebih panjang di rahang bawahnya, jadi spesimen baru ini sangat berbeda dari ctenochasmatid lainnya.”
Ia menjelaskan, bahwa gigi pterosaurus baru menunjukkan mekanisme makan yang luar biasa saat mengarungi air.
"Itu akan menggunakan paruhnya yang berbentuk sendok untuk menyalurkan air dan kemudian giginya untuk memeras kelebihan cairan, membuat mangsanya terperangkap di mulutnya," jelasnya.
"Hewan itu mungkin mencoba-coba saat mengarungi laguna yang dangkal, mengisap udang air kecil dan copepoda, lalu menyaringnya melalui giginya seperti bebek dan flamingo."
Baca Juga: Bayi Pterosaurus: Hewan dengan Kemampuan Terbang yang Menakjubkan
Baca Juga: Epapatelo otyikokolo, Spesies Baru Pterosaurus dari Namibe-Angola
Baca Juga: Reptil Kecil Ini Kerabat Dekat Spesies yang Akan Menjadi Pterosaurus
Baca Juga: Penemuan Pterosaurus Jurassic Baru, Menghuni Benua Kuno Gondwana
Kerangka Balaenognathus maeuseri yang terawetkan dengan baik ditemukan dari batugamping plattenkalk Jurassic Atas dari Formasi Torleite di Wattendorf, Bavaria, Jerman selatan.
"Kerangka yang hampir lengkap ditemukan di lapisan batu kapur yang sangat halus yang mengawetkan fosil dengan indah," kata Profesor Martill.
"Rahang pterosaurus ini sangat panjang dan dilapisi dengan gigi kecil yang halus dan bengkok, dengan celah kecil di antaranya seperti sisir kutu."
Ia menambahkan, rahang panjang melengkung ke atas seperti paruh burung avocet yang melengkung ke belakang dan pada akhirnya mengembang seperti sendok.
"Tidak ada gigi di ujung mulutnya, tetapi ada gigi di sepanjang kedua rahang hingga bagian belakang senyumnya," katanya.
"Dan yang lebih luar biasa adalah beberapa gigi memiliki kait di ujungnya, yang belum pernah kita lihat sebelumnya pada pterosaurus."
"Kait kecil ini akan digunakan untuk menangkap udang kecil yang mungkin dimakan pterosaurus, memastikan mereka masuk ke tenggorokannya dan tidak terjepit di antara giginya."