Pasukan kasim ditempatkan di Kota Terlarang, terutama untuk menjaga kesucian para wanita kekaisaran.
Nilai-nilai Konfusius menganggap penting bagi kaisar, yang dipandang sebagai wakil Surga di Bumi, untuk menghasilkan pewaris laki-laki langsung. Kehadiran ahli waris ini menjaga keharmonisan antara Langit dan Bumi.
Di masa itu, tingkat kematian bayi sangat tinggi. Untuk memastikan kaisar memiliki ahli waris, kasim pun ditugaskan untuk menjaga “pasokan” ahli waris bertahan hingga ia tumbuh dewasa.
Kasim, sebuah sistem kuno berusia 2.000 tahun
Kronik pengadilan mencatat raja-raja Tiongkok memiliki pelayan yang dikebiri pada abad kedelapan Sebelum Masehi. Namun para sejarawan umumnya memperkirakan kemunculan kasim di kekaisaran pada masa pemerintahan Han Huan Di (146-167 Masehi).
Kasim dapat memberikan pengaruh yang cukup pada kaisar untuk menguasai urusan kekaisaran. Duhalde menuturkan, "Dalam beberapa kasus, kasim bahkan menyebabkan jatuhnya dinasti."
Kekuasaan kasim bertahan karena ambisi keluarga permaisuri dan gaya hidup terisolir untuk melayani kaisar.
Sistem kasim berakhir ketika dihapuskan pada 5 November 1924. Saat itu kaisar terakhir Tiongkok, Puyi, diusir dari Kota Terlarang.
Mengapa seseorang menjadi kasim kekaisaran?
Ada beberapa alasan untuk menjadi kasim di Kekaisaran Tiongkok seperti dipaksa orang tua, kemiskinan, kemauan sendiri, dan hukuman. Orang tua yang menginginkan anaknya untuk menjadi kasim berharap jika sang anak dapat hidup nyaman di istana.
Pengebirian calon kasim
Kasim dikebiri di tempat khusus, sebuah pondok kecil di dekat Kota Terlarang. Setelah 100 hari, luka operasi akan sembuh dan kasim pun mulai melaksanakan tugasnya.