Sementara tugas dalam ruangan mereka mencakup pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh juru masak dan pelayan kamar, ruang tamu atau dapur. Singkatnya, mereka terlibat dalam setiap aspek kehidupan kekaisaran.
Bagaimana mengelola ribuan kasim di dalam istana?
Terdapat 10.000 kasim di istana pada akhir abad ke-15 dan 70.000 pada tahun 1644. Jumlah ini merupakan hasil dari meningkatnya jumlah pria yang mencari pekerjaan di Kota Terlarang dan menjalani pengebirian sukarela.
Pada awal dinasti Qing jumlahnya dikurangi menjadi 3.000, karena orang Manchu khawatir para kasim memiliki pengaruh yang terlalu besar di istana kerajaan.
Dinasti Qing membagi administrasi kasim menjadi 48 departemen, masing-masing dengan tugas khusus. Setiap departemen memiliki pengawasnya sendiri. Seorang kasim kepala atau pengawas umum akan memimpin semua departemen.
Selama akhir dinasti Qing, gaji para kasim bervariasi dari dua hingga empat tael perak per bulan (Rp 718.000 hingga Rp 1.466.000). Gaji tertinggi yang dapat diterima seorang kasim adalah 12 tael (Rp 4.397.000), tanpa memandang pangkat.
Hukuman bagi kasim yang melakukan kesalahan
Karena kasim menangani hampir setiap masalah istana, mereka memiliki akses ke informasi berharga. Ini dapat dimanfaatkan untuk menggunakan kekuasaan dan pengaruh, bahkan terhadap kaisar. Kekuatan kasim bisa bertambah dan berkurang sesuai dengan kekuatan karakter seorang kaisar.
Pada tahun 1655, Kaisar Shunzhi mengeluarkan keputusan untuk menjatuhkan hukuman bagi kasim yang menyalahgunakan posisinya.
Kasim dikenakan hukuman, mulai dari denda uang, hingga eksekusi. Pemukulan biasa terjadi, juga hukuman memotong rumput (zhacao), terkadang seumur hidup.
Kejahatan yang paling umum untuk dihukum adalah desersi (membelot atau melarikan diri). Jika seorang kasim melarikan diri dari istana, ketidakhadirannya segera dilaporkan ke semacam korps polisi. Duhanlde menambahkan lagi, "Mereka bertugas menangkap kasim yang melarikan diri." Jarang sekali pelarian berhasil dan meskipun orang-orang yang bekerja di kepolisian bukanlah kasim, mereka mengenal semua kasim istana. Buronan diadili dan dihukum setelah dia ditangkap.
Baca Juga: Dari Balik Tembok Kota Terlarang, Istana Kaisar Tiongkok selama 5 Abad
Baca Juga: Saat Kebiri Jadi Alat untuk Mendapatkan Posisi Kasim di Tiongkok
Baca Juga: Wei Zhongxian, Kasim Tiongkok yang Memiliki Kekuatan Setara Kaisar
Baca Juga: Cixi, Selir nan Kontroversial Jadi Ratu yang Memodernisasi Tiongkok
Jika itu pelarian pertama, pelakunya dipenjara selama dua bulan. Di akhir periode itu dia menerima dua puluh pukulan dan dikirim kembali ke tugas istananya
Bila seorang kasim kabur untuk ketiga kalinya, dia dipasung selama dua bulan. Kasim melanjutkan tugasnya segera setelah hukumannya berakhir
Hukuman untuk pelarian ketiga kalinya adalah pembuangan ke Moukden (sekarang Shenyang) selama dua setengah tahun. Sekali lagi, dia akan melanjutkan tugasnya setelah menyelesaikan hukuman
Kemalasan, melalaikan tugas, atau pelanggaran ringan lainnya dihukum dengan "bastinado". Bentuk ini dipukul dengan tongkat bambu di telapak kaki telanjang. Pelakunya bisa menerima 80 hingga 100 pukulan
Saat hukuman berakhir, kasim dikirim ke dokter kasim. Sang dokter akan membalut dan merawat lukanya. Agar tidak melakukan kesalahan yang sama, kasim akan dicambuk lagi setelah tiga hari. Sesi kedua disebut "mengangkat keropeng".
Kota Terlarang memiliki luas yang dapat menampung 50 istana Buckingham. Dibutuhkan sejumlah besar kasim untuk mengelola istana. Selain itu, keberadaan selir diperlukan agar kaisar memiliki ahli waris yang meneruskan dinasti. Maka tidak heran jika kaisar memiliki lebih dari satu selir.