Dia menciptakan dunia Helenistik
Kekaisaran Aleksander runtuh setelah kematian mendadak penguasanya pada tahun 323 Sebelum Masehi, dalam Perang Diadochi. “Namun, warisannya yang abadi—Dunia Helenistik—tetap ada, hidup lebih lama dari sang penakluk,” kata Bileta.
Pasukannya melakukan lebih dari sekadar menaklukkan. Mereka juga menyebarkan gagasan dan kebiasaan Yunani selama kemajuan mereka ke arah timur. Tentara Yunani menikahi wanita setempat, menciptakan inti dari budaya mélange yang mempesona.
Peristiwa ini berujung pada terciptanya peradaban Helenistik. Dari Yunani hingga India, ahli waris Aleksander memerintah kerajaan Helenistik, membangun kota, melindungi seni, dan bertukar ide, pengetahuan, dan orang.
Namun, kesuksesan yang paling signifikan adalah hellenisasi Kekaisaran Romawi. Kesuksesan tersebut memastikan bahwa warisan Aleksander dipertahankan hingga saat ini.
Aleksander menciptakan salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah
Di atas abu Kekaisaran Achaemenid, Aleksander membangun kerajaannya sendiri. Ia menciptakan wilayah yang sangat luas yang mencakup tiga benua—Eropa, Asia, dan Afrika. Salah satu wilayah terpenting adalah Mesir, yang ditaklukkan Aleksander Agung pada awal kampanye Persia, dan di mana dia mendapat gelar firaun.
Di Mesirlah Aleksander meletakkan dasar untuk ibu kota kerajaannya yang luas—Alexandria-ad-Aegyptum. Setelah mendirikan kota metropolitan pertama di dunia, Aleksander mendirikan beberapa kota lagi dalam perjalanannya menuju India.
Baca Juga: Kemiripan antara Dewa Yunani Kuno Heracles dan Aleksander Agung
Baca Juga: Peran Penting Kuda-Kuda Milik Aleksander Agung hingga Kaisar Hadrian
Baca Juga: Bagaimana Aleksander Agung, Raja Makedonia, Bisa Menjadi Firaun Mesir?
Baca Juga: Ketika Agama Jadi Senjata Rahasia Aleksander Agung Menaklukkan Dunia