Akibatnya, urusan pemerintahan sebagian besar berakhir di tangan Lady Wan, yang benar-benar menyalahgunakan kekuasaannya.
Baca Juga: Harem Kota Terlarang: Kehidupan Selir dan Kasim Kaisar Tiongkok
Baca Juga: Konspirasi Harem, Plot Pembunuhan Sadis Menewaskan Firaun Ramses III
Baca Juga: Misterius dan Terasing, Begini Kehidupan di Harem Kekaisaran Ottoman
Baca Juga: Hürrem Sultan, Budak Rusia yang Jadi Permaisuri di Kekaisaran Ottoman
Jadi ketika Hongzhi naik takhta, dia sangat ingin memberantas korupsi yang merajalela dan mempromosikan moralitas Konfusianisme.
“Menjalani kehidupan yang terhormat dan memberikan contoh yang baik,” kata Schneewind, “adalah bagian penting dari kampanye anti korupsi dan anti dekadensinya.”
Selain persaingan antar selir, ada faktor lain yang mendorong Hongzhi untuk memiliki satu istri. Dalam Konfusianisme, kesetiaan dihargai.
Dalam Taoisme maupun nasihat medis saat itu menjelaskan bahwa terlalu banyak seks diyakini menghabiskan energi laki-laki, atau ch'i.
Dan secara praktis, jika tujuan permaisuri adalah untuk memberikan keturunan, maka Hongzhi tidak membutuhkan banyak selir atau hubungan di luar pernikahan. Kaisar Hongzhi dikaruniai dua putra dan tiga putri oleh permaisuri tunggal.
Sang kaisar meninggal pada tahun 1505 pada usia 35 tahun. Meninggal di usia muda, Hongzhi tidak menyaksikan bagaimana penerusnya, Kaisar Zhengde, dikelilingi dengan banyak wanita. Zhengde akhirnya meninggal tanpa anak dan membuat pemerintahan berantakan. Maka tidak salah jika Kaisar Tiongkok Hongzhi memiliki untuk memiliki satu istri saja alih-alih ribuan selir.