Menyulap Limbah Padi Indonesia Menjadi Energi Listrik Berbiaya Rendah

By Utomo Priyambodo, Jumat, 3 Februari 2023 | 13:00 WIB
Seorang wanita paruh baya membakar gerabah di atas tumpukan jerami. Tradisi membuat gerabah di atas limbah padi ini ada di Indonesia. (Yunaidi Joepoet)

Baca Juga: 'Baterai Pasir' Raksasa, Solusi Murah untuk Simpan Energi Terbarukan 

Tiga pakar akademik dari berbagai disiplin ilmu di Aston University terlibat dalam proyek awal ini, yang berfokus pada Pulau Lombok di Indonesia. Mereka adalah Jude Onwudili, Muhammad Imran, dan Mirjam Roeder yang berbasis di Energy and Bioproducts Research Institute (EBRI) di Aston University.

Jerami adalah satu jenis limbah pertanian padi yang besar di Indonesia. Sayang jika tak dimanfaatkan dan hanya dibakar yang justru menimbulkan polusi udara. (Ilustrasi, Thinkstock)

Jude Onwudili yang memimpin tim mengatakan, “Proyek ini memiliki potensi yang sangat besar -komersialisasi teknologi gabungan ini akan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Indonesia melalui penciptaan lapangan kerja langsung dan tidak langsung, termasuk rantai pasokan bahan baku serta distribusi dan penjualan listrik."

“Sekitar satu juta rumah di Indonesia tidak memiliki akses ke energi, dan 6.000 pulau berpenghuni di Indonesia membuat pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan menjadi sebuah tantangan," tambahnya

“Teknik-teknik baru yang sedang dieksplorasi dapat mengurangi pencemaran lingkungan, berkontribusi pada net zero, dan yang paling penting, menyediakan akses ke energi yang terjangkau dari limbah pertanian lokal yang berkelanjutan."

Tim proyek telah menghitung bahwa biomassa menghasilkan listrik yang lebih murah (sekitar $4,3$/kWh) dibandingkan dengan tenaga surya (sekitar $6,6/kWh), panas bumi (sekitar $6,9/kWh), batu bara (sekitar $7,1/ kWh), angin (sekitar $8/kWh) dan gas bersubsidi (sekitar $8,4/kWh).

Proyek di Lombok ini akan dimulai pada April 2023 dengan total dana 1,5 juta euro.