"Penembak andal dan pemburu hewan liar, Nur Jahan menyelidiki intrik politik," ujar Mishra. Dia berperan penting dalam menjadikan ayah dan saudara laki-lakinya Asaf Khan pejabat tinggi di kesultanan.
Hari-hari terakhir Nur Jahan dihabiskan dengan mengawasi makam ayahnya di Agra. Seorang wanita berbudaya, sang ratu menjadi pencipta tren dalam pakaian, kosmetik, dan parfum dari zenana Mughal.
Nama Muntaz Mahal terus dikenal berkat Taj Mahal yang menjadi tujuan wisata jutaan turis dari berbagai negara.
Baca Juga: Mengapa Kaisar Tiongkok Memiliki Banyak Harem? Ini Alasannya!
Baca Juga: Layani Kaisar Tiongkok di Akhirat, Harem dan Budak Dikubur Hidup-Hidup
Baca Juga: Alih-Alih Ribuan Harem, Kaisar Tiongkok Ini Hanya Memiliki Satu Istri
Baca Juga: Harem Kota Terlarang: Kehidupan Selir dan Kasim Kaisar Tiongkok
Setelah menikah dengan Shah Jahan, ia digelari Mumtaz Mahal Begum ('Dekorasi Istana Tercinta'). Pasangan itu berbagi ikatan intim yang berlangsung seumur hidup.
Tidak seperti para wanita kesultanan yang menikmati kemewahan, Muntaz kerap mendampingi Shah Jahan dalam kampanye militer. Ia adalah pilar dukungan bagi kaisar di masa kesengsaraan melalui perhatian, kenyamanan, dan nasihatnya. Maka tidak heran jika Muntaz menjadi istri kesayangan sang sultan.
Saat menemani kaisar dalam kampanye militer, Mumtaz meninggal pada 17 Juni 1631. Sang ratu mengembuskan napas terakhir setelah melahirkan anak yang ke-14, Gauhara Begum (1631-1706).
Muntaz memiliki keinginan terakhir untuk mendirikan sebuah monumen sebagai simbol cinta sejati. Shah Jahan yang sedih menepati janjinya dan memerintahkan pembangunan Taj Mahal yang megah. Monumen megah yang jadi simbol cinta abadi itu akhirnya menjadi mausoleum kedua pasangan Kesultanan Mughal.