Berkat Strategi Sun Tzu, Kubilai Khan Taklukkan Kekaisaran Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Selasa, 7 Februari 2023 | 10:11 WIB
Ironisnya, berkat ahli strategi perang Tiongkok, Sun Tzu, Kubilai Khan berhasil menaklukkan Kekaisaran Tiongkok. (Staatsbibliothek Berlin)

Disiplin, koordinasi, dan komunikasi yang diperlukan untuk manuver berburu ini dengan mudah diterjemahkan ke medan perang, menghasilkan kekuatan yang sangat disiplin dan sangat mudah berpindah.

Meski kavaleri sangat tradisional, hal itu juga cocok dengan penekanan Sun Tzu pada gerakan cepat dan tegas. Manuver berburu menunjukkan kedalaman pemahaman bangsa Mongol tentang pentingnya mobilitas.

Kekaisaran Mongol tetap menanamkan elemen disiplin yang penting. Ini untuk memastikan bahwa prajurit akan mematuhi dengan kepatuhan mutlak kepada komandan. Mereka diwajibkan untuk bekerja sebagai satu unit alih-alih sebagai individu.

Seperti yang bisa dibayangkan, kavaleri Mongol dapat bertarung dengan sangat baik dan sulit dikalahkan jika di medan terbuka. Namun, medan pegunungan Tiongkok terbukti menjadi hambatan besar pertama bagi penaklukan Dinasti Song oleh Mongol.

Taktik spionase dan ilusi

Taktik lain yang sering digunakan oleh bangsa Mongol untuk menghancurkan adalah spionase.

Di sini, banyak kesamaan yang bisa dilihat antara praktik Mongol dan ajaran Sun Tzu, terutama tentang penipuan dan mengetahui musuh seseorang. Misalnya, setiap kampanye Mongol dimulai dengan mengumpulkan intelijen musuh dari pedagang, mata-mata, pengintai, atau laporan ekspedisi.

Memahami pentingnya informasi terkini, utusan kekaisaran diizinkan untuk mendapatkan kuda guna memberikan informasi secepat mungkin. Berbekal kecerdasan ini, Kekaisaran Mongol merencanakan strategi kampanyenya yang terperinci bahkan sebelum berangkat berperang.

Adapun penipuan, taktik Mongol mencakup berbagai serangan mendadak dan penyergapan. Berkat mobilitas yang diberikan oleh kuda mereka, pemanah berkuda Mongol adalah ahli dalam manuver tabrak lari, mengapit, dan membungkus.

Penunggang kuda sering berpura-pura mundur untuk membujuk musuh agar mengejar sebelum berputar dan menjatuhkannya. Mereka sering mengepung dan mematahkan kekuatan musuh dengan badai panah sebelum bergerak untuk membunuh secara definitif.

Karena taktik ini, Kekaisaran Mongol tidak membutuhkan jumlah prajurit yang banyak di medan perang. Seperti yang dijelaskan oleh Sun Tzu, penipuan adalah cara yang luar biasa untuk mengganggu keseimbangan kekuatan yang asimetris. Taktik ini juga meminimalkan kerugian.

Sadar akan perang psikologis, Kekaisaran Mongol terkenal sering membantai kota-kota yang ditaklukkan untuk mencegah perlawanan lebih lanjut.