Gempa Turki dan Suriah Meruntuhkan Warisan Budaya dan Bersejarah

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 9 Februari 2023 | 07:00 WIB
Reruntuhan Kastel Gaziantep yang bersejarah hancur akibat guncangan gempa di Turki dan Suriah yang terjadi 6 Februari 2023 dini hari. Selain memakan korban nyawa, banyak bangunan bersejarah dan warisan dunia runtuh. (Mehmet Akif Parlak/Anadolu Agency via Getty Images)

Nationalgeographic.co.id—Gempa mengguncang Turki dan Suriah pukul 04.17 dini hari waktu setempat dengan magnitudo 7,8. Selain memakan korban jiwa, gempa telah membuat sekitar 6.000 bangunan telah hancur, termasuk berbagai tengara yang telah berdiri sebagai sisa peradaban masa lampau.

Kebanyakan tengara itu berdiri di Turki dan Suriah sejak era Romawi, dan masjid kuno masa kesultanan-kesultanan Islam.

Di Turki tenggara, Kastel Gaziantep berusia 2.000 tahun runtuh sebagian. Kastel Gaziantep pada masa pendiriannya berfungsi sebagai titik pemantauan pada masa Kekaisaran Het di abad kedua dan ketiga Masehi. Fungsinya menjadi kastel ketika Kekaisaran Romawi berhasil memperluas kekuasaannya ke dalam Turki.

Kastel ini telah direnovasi berkali-kali, termasuk pada masa Ayyubiyah dan Kesultanan Ottoman. Setelah Turki menjadi negara berdaulat baru, kastel itu berfungsi sebagai museum.

Setelah gempa terjadi, banyak hasil foto dan rekaman video Kastel Gaziantep rusak parah pada sebagian dinding batu dan pagar besi.

Masih di dekat Kastel Gaziantep, masjid tertua di kota itu, Masjid Şirvani juga turut runtuh akibat gempa. Dibangun pada abad ke-17, Masjid Şirvani dijuluki sebagai 'Masjid Balkon Ganda' karena memiliki dua tingkat balkon di menaranya, membuatnya berbeda dari masjid pada umumnya yang maksimal satu balkon.

Melansir Firstpost, masjid ini sempat direnovasi pada 1681, dan sempat difungsikan untuk Semana--tarian spiritual para darwis (kalangan religius Muslim) yang terkenal sebagai budaya.

Tidak kalah bersejarah, Masjid Yeni Camii di Malatya, Turki tenggara, rusak parah akibat gempa awal Februari ini. Melansir Daily Sabah, masjid ini telah dipugar dan dibuka untuk ibadah tahun lalu.

Gempa 2023 bukanlah yang pertama kalinya membuat masjid ini rusak. Pada 3 Maret 1894, gempa terjadi sehingga menghancurkan Masjid Yeni Camii. Masyarkat Maltaya mengingat peristiwa itu sebagai "gempa besar". Kemudian masjid direkonstruksi oleh bantuan masyarakat dan sumbangan dari Sultan Abdulhamid II di masa Kesultanan Ottoman tahun 1876 hingga 1909.

Masjid Yeni Camii di Malatya hancur akibat gempa Turki dan Suriah yang terjadi pada 6 Februari 2023 dini hari. (DHA Photo via Daily Sabah)

Gempa kembali terjadi pada bulan yang sama di tahun 1964. Gempa itu membuat dinding dan batu bagian atas kerucutnya jatuh, dan mengalami retakan. Pemugaran itu memperbaiki kerusakan, dan juga ditambah dengan pemasangan menara.

Selain bangunan agama Islam, di Turki katederal tua Iskenderun katolik kilises runtuh akibat gempa baru-baru ini. Katedral ini juga disebut sebagai Cathedral of the Annunciation (Katedral Suka Cita), atau Alexandrian Catholic Church.

Gereja Katolik ini dibangun selama tahun 1858 dan 1871 oleh Ordo Karmel. Namun sempat terjadi kebakaran, dan dibangun kembali pada tahun 1901.

Lokasi gereja ini berada di tenggara Turki, kota Iskenderun--nama lain dari Alexandria. Aleksander Agung pernah singgah dalam ekspedisinya melawan Persia, dan provinsi ini menjadi tempat Pertempuran Issus pada 5 November 333 SM.

Beberapa kilometer di timur Iskenderun, kota Aleppo di Suriah ikut hancur akibat gempa. Kota Aleppo sudah berdiri sejak lama dan berisi berbagai bangunan Warisan Dunia UNESCO. Pada dekade sebelumnya, kota dan bangunan-bangunan warisan dunia sempat hancur akibat perang Suriah, dan konflik dengan NIIS.

Benteng tua Aleppo juga turut hancur akibat gempa yang mengguncangkan Suriah dan Turki pada 6 Februari 2023. Kota tua Aleppo menyimpan banyak peninggalan yang telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO. Namun, berkali-kali peristiwa mengancam pelestariannya. (AFP)

Aleppo dibangun ribuan tahun lamanya dari berbagai peradaban yang pernah berdiri di Suriah. Sebagian besar struktur di Benteng Aleppo didirikan oleh Dinasti Ayyubiyah pada abad ke-12 dan ke-13, selanjutnya diperkokoh pada masa Kesultanan Ottoman.

Baca Juga: Apa Pendapat Para Ilmuwan tentang Gempa Turki–Suriah yang Mematikan?

Baca Juga: Pelajaran Gempa Turki: Bagaimana Kesiapsiagaan Gedung Tinggi Indonesia

Baca Juga: Mekanisme Munculnya Pulau Baru di Tanimbar setelah Terjadinya Gempa

Baca Juga: Gempa Mars Terbesar Ini, Singkap Dampak Meteoroid di Masa Lalu Planet

Pada bagian dalamnya tidak hanya benteng, juga ada Masjid Agung yang didirikan pada abad ke-12, madrasah, pemukiman lama, dan pemandian umum sejak abad ke-16 dan ke-17. Kekayaan ini membuat kota Aleppo menjadi perhatian pelestarian warisan dunia.

Selain itu, mengutip kabar CNN, Direktorat Jenderal Purbakala dan Museum Suriah menyatakan gempa telah merusak beberapa situs arkeologi. Di antaranya adalah masjid Imam Ismail, Kastel Shmemis di Kugebernuran Hama, dan Benteng Aleppo abad ke-13.

Gempa tidak hanya membuat banyak nyawa yang berarti hilang, tetapi juga saksi sejarah peradaban manusia tertua.