Nationalgeograpgic.co.id—Cuaca dingin menghambat tim penyelamat di Turki dan Suriah saat mereka berlomba untuk menyelamatkan orang-orang yang masih terperangkap di reruntuhan setelah gempa berkekuatan 7,8 pada dini hari Senin mengguncang wilayah tersebut.
Bangunan Turki dan Suriah memang selalu rentan terhadap gempa bumi, tetapi kondisi perang semakin memperburuk keadaan.
Dini hari 6 Februari 2023, gempa bumi melanda Turki tenggara dan sebagian Suriah dengan kekuatan 7,8 SR. Setidaknya ada 5.000 orang diketahui telah kehilangan nyawa, dengan ribuan lainnya yang terluka.
Tak hanya itu, gempa susulan pun muncul kembali setelah 9 jam berlalu dengan kekuatan yang hampir tidak jauh berbeda dengan yang pertama, berkekuatan 7,5 SR, lalu disusul lagi hingga lebih dari 200 gempa susulan. Bencana ini telah meratakan bangunan dan mengubahnya menjadi puing-puing. Tim penyelamat segera menggali reruntuhan beton untuk mencari korban yang selamat dan sejumlah korban yang tewas diperkirakan terus meningkat.
Apa kata para ilmuwan tentang aktivitas seismik di wilayah tersebut?
“Turki berada di zona gempa aktif,” kata para peneliti. Sebagian besar wilayah Turki terletak di lempeng Anatolia di antara dua patahan utama yaitu Sesar Anatolia Utara dan Sesar Anatolia Timur.
“Lempeng tektonik yang membawa Arab, termasuk Suriah, bergerak ke utara dan bertabrakan dengan tepi selatan Eurasia, yang menekan Turki ke arah barat,” kata David Rothery, ahli ilmu bumi di Universitas Terbuka di Milton Keynes, Inggris, seperti yang dilanir oleh Nature. “Turki bergerak ke barat sekitar 2 sentimeter per tahun di sepanjang Patahan Anatolia Timur. Separuh dari panjang patahan ini sekarang diterangi oleh gempa bumi.”
Seyhun Puskulcu, seismolog dan koordinator Yayasan Gempa Turki, yang berbasis di Istanbul, mengatakan, “Orang-orang di Turki sangat menyadari kerentanan mereka terhadap gempa bumi. Sehingga, ini bukan kejutan bagi mereka.”
Pusat gempa utama berada 26 kilometer di timur kota Nurdaği di provinsi Gaziantep Turki, pada kedalaman 17,9 kilometer. Peristiwa berkekuatan 7,5 terjadi sekitar 4 kilometer tenggara Ekinözü di provinsi Kahramanmaraş.
Perang telah mengacaukan bangunan yang sudah rentan. Sehingga membuat bangunan tersebut semakin mudah goyah. Seringnya, kematian akibat gempa bumi disebabkan oleh jatuhnya batu bata dan pasangan bata, atau juga runtuhan bangunan.
Banyak orang-orang di Turki yang terkena dampak dari gempa bumi dikarenakan mereka tinggal di struktur yang sangat mudah roboh akibat guncangan, menurut Survei Geologi AS. Kondisi gempa yang kuat akan membuat pasangan bata tanpa tulangan dan rangka beton bertingkat rendah lebih mudah rusak.
Source | : | Berbagai sumber |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR