Histori Awal Perkembangan Sosial Masyarakat Pesisir di Cirebon

By Galih Pranata, Jumat, 10 Februari 2023 | 08:00 WIB
Nadran adalah upacara adat bagi masyarakat pesisir yang mayoritas sebagai nelayan, dilaksanakan di kawasan pesisir utara pantai pulau Jawa, seperti Subang, Indramayu dan Cirebon. (Wikimedia Commons)

Baca Juga: Freemason bagi Bangsawan Pribumi di Cirebon Sejak Tahun 1920

Baca Juga: Perjuangan Rakyat Cirebon Keluar dari Wabah Tifus Abad ke-20

Baca Juga: Tifus Melanda Cirebon 1911, Saat Minuman Dingin Jadi Favorit

Baca Juga: Imbas Letusan Gunung Ciremai bagi Kehidupan Cirebon Abad 18-19 

Secara sosial budaya dijelaskan bahwa masyarakat pesisir di Cirebon memiliki ciri-ciri yang saling terkait antara satu dengan yang lain. "Karakteristik masyarakat pesisir pada umumnya memiliki watak keras dan bersifat terbuka," tulis Fama.

Achmad Fama. Ia menulis pada jurnal Sabda, berjudul Komunitas Masyarakat Pesisir di Tambak Lorok, Semarang, terbit pada 2016. "Terdapat interaksi sosial yang intensif antara warga masyarakat, yang ditandai dengan efektifnya komunikasi tatap muka, sehingga terjadi hubungan yang sangat erat antara satu dan lainnya," lanjutnya.

Hal tersebut membangun hubungan kekeluargaan yang berdasarkan atas rasa simpati dan bukan berdasarkan kepada pertimbangan rasional yang berorientasi kepada untung dan rugi.

Sampai hari ini, masyarakat Cirebon masih memegang identitas kultur dan budaya sebagai masyarakat pesisir yang bersifat keras dan terbuka, namun memiliki rasa kekeluargaan yang erat terhadap sesama.