Nationalgeographi.co.id - Anak muda Jakarta siapa yang tidak kenal dengan M Bloc Space? Kawasan ini menjadi tempat mereka menongkrong, bersantai, berolahraga, berkarya, menyantap makanan dan minuman, berbelanja, bahkan menyaksikan pagelaran musik di beberapa tempat.
"M-bloc sudah menjadi 'rumah adatnya' Jaksel (Jakarta Selatan)," kata Handoko Hendroyono, Direktur Utama PT. Ruang Riang Milenial yang menjadi salah satu pelopor tempat berkumpulnya anak muda M-Bloc Space. Kawasan itu berada di Jl. Panglima Polim Nomor 37, RW 1, Melawai, Kecamatan Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan.
Kawasan M Bloc Space hari ini adalah komplek bangunan terbengkalai milik Perum Peruri (Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia). Perum Peruri merupakan peleburan dari Perusahaan Negara (PN) Arta Yasa yang mencetak uang logam, dan perusahaan percetekan uang kertas PN Pertjetakan Kebayoran. Lalu menjadi Perum Peruri pada 15 September 1971 lewat Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1971.
"Komplek Peruri itu sebenarnya dibangun tahun 30-an," terang Indra Setiadjid, Direktur Utama PT. Perum Peruri. Kemudian diselesaikan pada 1950-an oleh arsitek dari Belanda. Kawasan Kebayoran baru memang telah dipersiapkan oleh pemerintah Hindia Belanda sebagai kota satelit Jakarta yang mulai padat. Pengembangannya pun dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia pascakemerdekaan.
Bersama Handoko, dia menjelaskan bagaimana perubahan komplek Perum Peruri bisa menjadi M Bloc Space dalam Seminar Nasional "Sinergitas Penetapan dan Pelestarian Cagar Budaya". Acara itu berlangsung di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Jakarta pada Jumat 10 Februari 2023.
Saat masih aktif dipakai oleh Perum Peruri, gedung di Melawai ini aktif dalam percetakan uang. Pabrik percetakannya berada di tengah-tengah komplek, belakang kantor terdepan. Bagian percetakan di dalam komplek dikelilingi oleh perumahan dinas, terang Indra. Otomatis, pekerjaan percetakan uang cenderung tertutup dari tampilan publik pada masa itu.
"Bahkan sampai hati-hatinya (menjelaskan pekerjaan sebagai pencetak uang) pegawai-pegawai ngasih tahunya rahasia," terangnya.
Kejayaan komplek itu berakhir pada 1990-an, ketika percetakan baru dibangun di Desa Parungmulya, Karawang, Jawa Barat. Proses percetakan uang oleh Perum Peruri berpindah sejak 1995 sampai 2005. Komplek yang punya nilai sejarah itu pada akhirnya terbengkalai.
Singkatnya, Handoko melihat potensi komplek ini untuk menghidupkan Blok M sebagai kawasan anak muda. Tempo dulu, Blok M yang tidak jauh dari komplek Perum Peruri sudah menjadi kawasan ramai anak muda, karena ada beberapa titik berkumpul seperti Blok M Plaza.
Pihak PT. Perum Peruri dan PT. Ruang Riang Milenial akhirnya bertemu untuk kolaborasi. Bagi PT. Perum Peruri, pengembangannya disambut, karena selama ini pemeliharaan bangunan sudah sejak lama dibutuhkan. Sebagai pemilik komplek bangunan, pihaknya merasa bertanggung jawab untuk pelestarian bangunan tua yang bisa menjadi contoh perawatan cagar budaya di Indonesia.
Sementara bagi Handoko dan timnya, komplek tak terpakai ini bisa menjadi sarana untuk anak muda berkarya, berkumpul, dan berkolaborasi. Maka kerja sama untuk mengubah 16 unit bekas rumah karyawan dari komplek Perum Peruri, ditandatangani sejak 2019.
"Pengubahan fungsi bukan berarti mengubah bangunannya," kata Handoko dalam presentasinya. "Penggunaan kembali secara adaptif dalam konteks bangunan cagar budaya adalah seperti yang dijelaskan proses pengambilan bangunan yang sebelumnya tidak digunakan dan digunakan kembali untuk fungsi lain selain dari tujuan dibangunnya.
Bagian dalam komplek Perum Peruri masih bertahan dengan arsitektur aslinya. Akan tetapi, fungsinya menjadi tempat berbelanja, kafe, bar, tempat makan, ruang publik, dan pusat aktivitas anak muda lainnya.
Berdirinya M Bloc Space, ia mengharapkan anak-anak muda bisa berkarya. Itu sebabnya, di sekitaran komplek perumahan menjadi kafe, bar, tempat makan, dan ruang publik, dengan jargon "lokal lebih vokal".
Handoko memamerkan bahwa anak-anak muda di M Bloc Space bahkan bangga bergaya dengan unsur pakaian tradisional. Hal inilah yang membuatnya mengeklaim M Bloc Space menjadi pusat kultur anak muda di Jakarta.
Baca Juga: Gempa Turki dan Suriah Meruntuhkan Warisan Budaya dan Bersejarah
Baca Juga: Pelestarian Ekologi dan Arkeologi Kawasan Cagar Budaya Muarajambi
Baca Juga: Pembentukan Cagar Alam Semasa Hindia Belanda oleh S.H. Koorders
Baca Juga: Mengapa Anak Muda Harus Terlibat dalam Gerakan Peduli Iklim?
Peralihan dari komplek terbengkalai Peruri menjadi M Bloc Space menjadi salah satu contoh pelajaran bagaimana cagar budaya di Indonesia bisa dilestarikan.
Sampai saat ini, menurut data Kemendikbudristek, terdapat kurang dari 200 cagar budaya dari seluruh Indonesia yang telah didaftarkan secara nasional. Yang menjadi perhatian, pendaftaran cagar budaya tidak diikuti oleh pelestariannya sebagai keberlanjutan dari penetapan.
"Cagar budaya bisa dimanfaatkan dengan berorientasi pada komunitas," kata Handoko. "M Bloc Space menjadi tempat kumpul anak muda supaya tahu juga ada bangunan tua di sekitaran Blok M. Ujung-ujungnya mereka akan penasaran dan cari tahu tentang bangunannya. Dan akhirnya, mereka bersama-sama untuk melestarikannya."