Peneliti Terapkan Teknik Baru: Melacak Mikroplastik dari Luar Angkasa

By Wawan Setiawan, Minggu, 12 Februari 2023 | 08:00 WIB
Ilustrasi mikrosatelit Cyclone Global Navigation Satellite System (CYGNSS). (NASA)

Baca Juga: Mikroplastik yang Terendap di Dasar Lautan Meningkat Tiga Kali Lipat

Baca Juga: Ekspedisi Sungai Nusantara 2022: Sungai Indonesia Banjir Mikroplastik

Baca Juga: Terus Bertambah, Jumlah Mikroplastik di Lautan Mencapai 24,4 Triliun

Tim peneliti, yang juga termasuk mantan peneliti lulusan arsitektur dan teknik angkatan laut Yukun Sun dan Thomas Bakker, mengumpulkan data di Lab Hidrodinamika Laut Aaron Friedman UM.

Menggunakan fasilitas tangki gelombang, mereka mengukur efek surfaktan dan pelet mikroplastik pada gelombang yang dihasilkan baik secara mekanis maupun oleh angin dari kipas.

Mereka menemukan bahwa, agar mikroplastik dapat memengaruhi kekasaran permukaan, konsentrasinya harus jauh lebih tinggi daripada yang biasanya ditemukan bahkan di wilayah laut yang tercemar.

Yukun Sun dan William Leal, keduanya di Departemen Arsitektur Angkatan Laut dan Teknik Kelautan di UM, menempatkan pelet mikroplastik di atas air di tangki gelombang angin di Laboratorium Hidrodinamika Laut. (Robert Coelius)

Surfaktan, bagaimanapun, memiliki efek yang nyata. Para peneliti menemukan bahwa air yang sarat surfaktan membutuhkan lebih banyak angin untuk menghasilkan gelombang dengan ukuran tertentu, dan gelombang itu menghilang lebih cepat daripada di air bersih.

Yulin Pan, arsitektur angkatan laut UM dan asisten profesor teknik kelautan dan penulis korespondensi di makalah tersebut, mengatakan bahwa penemuan awal ini akan mendorong penelitian lebih lanjut tentang bagaimana surfaktan dan mikroplastik berinteraksi di lautan.

“Kita bisa melihat hubungan antara kekasaran permukaan dengan keberadaan mikroplastik dan surfaktan,” kata Pan. "Tujuannya sekarang adalah untuk memahami hubungan yang tepat antara ketiga variabel tersebut."

Mereka berencana menggunakan kombinasi pengambilan sampel air, observasi satelit, dan pemodelan komputer untuk membangun pemahaman tersebut.

Pada akhirnya, mereka berharap dapat mengembangkan sistem yang dapat digunakan oleh pemerintah, organisasi pembersihan, dan pihak lain untuk menemukan mikroplastik yang ada dan memprediksi kemungkinan mereka melakukan perjalanan melalui saluran air.