Penyebab Pecahnya Pemberontakan Taiping di Kekaisaran Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Senin, 13 Februari 2023 | 15:00 WIB
Pemberontakan Taiping pada tahun 1850 di Kekaisaran Tiongkok menjadi perang saudara paling berdarah dalam sejarah. Apa penyebabnya? (The suppression of the Taiping Rebellion)

Nationalgeographic.co.id—Pemberontakan Taiping, yang pecah pada tahun 1850, menjadi perang saudara paling berdarah dalam sejarah manusia. Sejarawan memperkirakan korban mencapai 30 juta nyawa. Apa penyebab pecahnya pemberontakan melawan Dinasti Qing di Kekaisaran Tiongkok itu?

Masa keemasan Kekaisaran Tiongkok di era Dinasti Qing

Dinasti Qing didirikan pada pertengahan abad ke-17 saat aliansi pemberontak merebut kekuasaan dari Dinasti Ming. Setelah mengonsolidasikan kekuatan mereka, Qing melakukan kampanye ekspansi dan pembangunan.

“Pada abad ke-18, Dinasti Qing berada di puncak kekuasaannya,” tulis James Newman di laman The Collector. Kaisar Yongzheng (memerintah 1723-1735) dan Qianlong (memerintah 1735-1796) memperluas kekuasaan kekaisaran seluas 13 juta kilometer persegi.

Perekonomian juga tumbuh pesat. Kekaisaran Tiongkok mengekspor produk seperti teh, sutra, dan porselen biru dan putihnya yang terkenal. Ketiga produk tersebut sangat diminati di Barat. Barang-barang ini dibayar dengan perak. Ini semua memberi Tiongkok kendali atas sebagian besar pasokan perak dunia dan neraca perdagangan yang positif dengan barat.

Populasi juga tumbuh dengan cepat. Jumlah penduduk berlipat ganda dari sekitar 178 juta pada tahun 1749 menjadi hampir 432 juta pada tahun 1851. Kota-kota di Tiongkok tumbuh dan tanaman baru seperti kentang, jagung, dan kacang diperkenalkan dari Dunia Baru.

Terlepas dari keberhasilan ini, kekaisaran menjadi semakin tidak stabil menjelang akhir periode Qing. “Dalam istilah ekonomi, ledakan populasi yang signifikan menjadi beban,” kata Newman.

Tanaman Dunia Baru awalnya membantu mendukung pertumbuhan ini. Tetapi, pertanian dan irigasi besar-besaran membutuhkan tanah subur yang terkikis dan terdegradasi. Rakyat kelaparan dan surplus pertumbuhan penduduk juga menimbulkan masalah baru seperti meningkatkan pengangguran.

Seakan beban rakyat masih belum cukup berat. Para penganggur itu masih dikenakan pajak yang tinggi oleh kekaisaran.

Semua masalah tersebut diperparah dengan munculnya kecanduan opium. Kecanduan opium mewabah di antara penduduk Tiongkok setelah candu diperkenalkan secara luas oleh British East India Company.

Akar Pemberontakan Taiping

Sementara rakyat makin merana, birokrat Qing dan istana kekaisaran semakin korup dan hidup bergelimang harta. Birokrat Qing mencuri, menimbun pendapatan pajak dan dana publik serta memeras penduduk. Di Pengadilan Kekaisaran, pejabat dihujani dengan bantuan dan hadiah. Mereka juga menggunakan posisinya untuk mengumpulkan kekayaan besar.