Pengepungan berlangsung hampir dua tahun, dengan situasi pangan menjadi semakin berbahaya. Pada awal tahun 1864, Hong memerintahkan warganya untuk memakan rumput liar. Dia percaya bahwa ini adalah manna yang disediakan oleh Tuhan.
Ingin memberikan contoh bagi pengikutnya, Hong mengumpulkan rumput liar dan memakannya. Ia akhirnya jatuh sakit dan meninggal pada bulan Juni 1864. “Beberapa orang berspekulasi bahwa dia bunuh diri dengan racun, tetapi ini tidak dapat dibuktikan,” ungkap Newman.
Akhir dari Pemberontakan Taiping
Pasukan Qing, sementara itu, mengamankan posisi di Gunung Ungu, yang memungkinkan mereka membombardir kota dengan artileri.
Pada tanggal 19 Juli, di bawah naungan tembakan artileri ini, tembok Nanjing dibobol dengan bahan peledak. 60.000 orang mengalir ke kota. Pertempuran tangan kosong yang sengit terjadi.
Akhirnya, pasukan Qing mengalahkan pasukan Taiping dan memulai kampanye penjarahan dan pembakaran. Mayoritas pemimpin Taiping ditangkap dan dieksekusi, termasuk putra Hong yang berusia 15 tahun. Sepeninggal Hong, sang putra menggantikannya sebagai Raja Langit.
Selama lima belas tahun Perang Saudara Tiongkok ini, antara 20 dan 30 juta orang telah tewas, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.
Dalam salah satu perang, kedua belah pihak saling merampas makanan dan perbekalan musuh militer dan sipil. Hal ini mengakibatkan kelaparan dan penyakit yang meluas.
Baca Juga: Beragam Kisah Absurd dan Menarik dari Kepemimpinan Kaisar Tiongkok
Baca Juga: Kecantikan Harem Yang Guifei Jadi Awal Kejatuhan Dinasti Tang Tiongkok
Baca Juga: Aturan Aneh yang Dibuat oleh Kaisar Tiongkok untuk Menjaga Ketertiban
Baca Juga: Mengapa Arkeolog Enggan Membuka Makam Kaisar Pertama Tiongkok?
Selain itu, kedua belah pihak memiliki kebencian fanatik satu sama lain yang sebagian didasarkan pada perbedaan etnis dan bahasa. Taiping membantai warga sipil Manchu di kota-kota yang mereka taklukkan. Sementara pasukan Qing membalas dendam terhadap penduduk pengkhianat Guangxi. Qing mengeksekusi ratusan ribu orang atas kejahatan tinggal di wilayah tempat pemberontakan dimulai.
Warisan Pemberontakan Taiping
Kemenangan Qing atas Taiping bukan tanpa pengorbanan. Kemenangan Qing menunjukkan kelemahan kontrol dinasti atas kekaisaran dan semakin meningkatkan pengaruh barat di Tiongkok. Pasalnya, berkat bantuan barat, Qing bisa mengatasi Pemberontakan Taiping.
Selain itu, itu akan menginspirasi generasi revolusioner Tiongkok dari seluruh spektrum politik dan secara tidak langsung mengarah ke Perang Saudara Tiongkok.
Dinasti Qing berhasil digulingkan pada tahun 1911, dengan berdirinya Republik Tiongkok. Sun Yat-Sen, Presiden Republik pertama dan pemimpin Partai Nasionalis Tiongkok. Sedangkan, Partai Komunis Tiongkok akan menganggap Pemberontakan Taiping sebagai pemberontakan awal komunis setelah kekalahan mereka atas Nasionalis Tiongkok dalam Perang Saudara Tiongkok.