Mengulik Makna Tradisi Pernikahan Hantu di Kekaisaran Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 18 Februari 2023 | 10:29 WIB
Di Kekaisaran Tiongkok, ketika seseorang meninggal di usia muda dan belum menikah, maka pernikahan hantu akan digelar. Tradisi kuno itu masih dilakukan hingga kini oleh sebagian masyarakat. (Jason Wordie)

Namun, jika wanita meninggal muda dan belum menikah, dia tidak mendapat pemakaman yang layak atau tablet arwah. Pasalnya, itu adalah tanggung jawab keluarga suami dan tidak pernah menjadi tanggung jawab keluarga kandungnya.

Seorang pria yang masih hidup juga bisa menjalani pernikahan hantu jika mempelai wanitanya meninggal sebelum waktunya. Namun sayangnya status perkawinannya memengaruhi bagaimana ia mendapatkan pemakaman kelak.

Hanya ditemukan bukti pernikahan hantu antara pria yang masih hidup dan mempelai wanita yang telah meninggal. Itu karena pria mendapatkan perlindungan dalam kematian serta kebebasan yang lebih luas dalam hidup. “Terlepas dari apakah dia lajang atau menikah,” Winters menambahkan.

Pernikahan hantu sebagai bentuk pengabdian

Konsep pernikahan hantu tampak seperti tradisi yang aneh bagi mereka yang pertama kali mendengar tentang praktiknya. Ini menunjukkan pengabdian pasangan.

Pernikahan seperti ini masih dilakukan di Tiongkok modern. “Bahkan ada kasus penggalian makam wanita dan dijual untuk menjadi pengantin hantu dalam bentuk perdagangan ilegal,” Winters menjelaskan.

Baca Juga: Yuan, Kaisar Tiongkok Buat Kerajaannya Hancur Akibat Terlalu Baik

Baca Juga: Sejarah Panjang Tembok Besar Tiongkok, Siapa Kaisar yang Membangunnya?

Baca Juga: Kisah Penyebab Kematian Paling Aneh dari para Kaisar Tiongkok

Firstpost melaporkan, misalnya, bahwa setidaknya tiga lusin pencurian mayat wanita dari 2013-2016 terjadi di Hongtong. Diyakini mayat-mayat itu diambil sebagai pengantin untuk pria yang sudah meninggal.

Dalam ritual pernikahan hantu di zaman modern, kerangka wanita diperkuat dengan kawat baja. Keduanya mengenakan pakaian khusus sebelum dikuburkan bersama sebagai pengantin hantu.

Meskipun pemerintah melarang praktik tersebut pada 1949, orang Tionghoa, terutama yang tinggal di provinsi Shanxi, Henan, dan Shaanxi, melanjutkan ritual tersebut.

Kini, tubuh pengantin hantu umumnya diganti dengan gambar atau boneka yang terbuat dari kertas atau patung. Tetapi kepercayaan bahwa patung pengantin wanita tidak akan cukup untuk menangkal nasib buruk. Sehingga orang masih mencuri mayat wanita dan menjualnya kepada keluarga pria yang meninggal.

Mayat wanita dijual dengan harga tinggi. Misalnya, keluarga membayar 180.000 yuan (USD 27.000 atau 409 juta rupiah) untuk mempelai wanita bagi putra bujangan mereka yang telah meninggal. Bahkan ada perusahaan perjodohan yang memasangkan bujangan yang sudah mati dengan mayat wanita.

Mungkin tampak mengerikan, namun sebagian orang masih melakukan tradisi yang berusia 3.000 tahun hingga kini.