Nationalgeographic.co.id—Penemuan fosil yang telah lama dianggap sebagai fosil ubur-ubur ternyata salah. Ilmuwan membaliknya dan ternyata itu adalah fosil anemon. Mereka termasuk fosil yang paling langka karena tubuhnya yang licin tidak memiliki bagian keras yang mudah menjadi fosil
Sekarang tim ahli paleontologi telah menemukan bahwa fosil anemon laut yang tak terhitung jumlahnya telah bersembunyi di depan mata selama hampir 50 tahun.
Dalam sebuah makalah yang baru diterbitkan di jurnal Papers in Palaeontology, Roy Plotnick dari University of Illinois Chicago dan rekannya melaporkan bahwa fosil yang telah lama ditafsirkan sebagai ubur-ubur adalah anemon.
Deskripsi baru tersebut telah diterbitkan secara daring dengan judul "An abundant sea anemone from the Carboniferous Mazon Creek Lagerstӓtte, USA."
“Anemon pada dasarnya ubur-ubur yang terbalik. Studi ini menunjukkan bagaimana perubahan sederhana dari gambaran mental dapat mengarah pada ide dan interpretasi baru,” kata Plotnick, profesor emeritus ilmu bumi dan lingkungan UIC dan penulis utama studi tersebut.
Fosil tersebut berasal dari endapan fosil Mazon Creek berusia 310 juta tahun di Illinois utara. Mazon Creek adalah Lagerstätte yang terkenal di dunia, istilah yang digunakan oleh ahli paleontologi untuk menggambarkan sebuah situs dengan pengawetan fosil yang luar biasa.
Sebuah delta kuno memungkinkan pelestarian rinci organisme bertubuh lunak Mazon Creek karena jutaan anemon dan hewan lainnya dengan cepat terkubur dalam sedimen berlumpur.
“Fosil-fosil ini lebih terawetkan daripada Twinkies setelah kiamat. Sebagian karena banyak dari mereka yang terkubur di dasar laut saat mereka terkubur oleh longsoran lumpur yang berbadai,” kata anggota tim penulis studi James Hagadorn, pakar pengawetan fosil yang tidak biasa di Denver Museum of Nature and Science.
Sejauh ini, fosil yang paling umum di Mazon Creek adalah bentuk yang dikenal oleh para kolektor fosil rekreasi lokal sebagai "gumpalan", menurut Plotnick.
Ia mencatat bahwa gumpalan seperti itu sangat umum dan sering kali tidak mencolok sehingga banyak yang dibuang atau dijual seharga beberapa dolar di pasar loak lokal. Namun demikian, kolektor hobi menyumbangkan hampir semua spesimen dalam koleksi museum.
Pada tahun 1979, profesor University of Bradley, Merrill Foster, melakukan studi terperinci pertama tentang gumpalan tersebut. Dia memutuskan bahwa mereka adalah ubur-ubur dan menamainya Essexella asherae.