Tom Bourdillon dan Charles Evans adalah pendaki tertangguh di Ekspedisi Hunt tempat Hillary bergabung. Merekalah yang sebenarnya mendapat kesempatan pertama mencapai Everest. Sayangnya, cuaca buruk memaksa mereka mundur saat mereka sudah mencapai ketinggian 8.200 meter.
Berbeda dengan Hillary dan Norgay yang memilih bermalam pada ketinggian 8.500 meter untuk menunggu cuaca buruk mereda. Pada pukul 06.30 pagi setelah bermalam mereka masih bisa sarapan aprikot, sarden, biskuit, selai, dan madu.
Pada pagi hari tanggal 29 Mei 1953 itu juga, ketika terbangun dari tidur, mereka mendapatkan sepatu mereka beku terbungkus es. Mereka kemudian terpaksa menghabiskan waktu dua jam untuk menghangatkan sepatu itu agar dapat digunakan kembali.
Dengan sisa tabung oksigen yang sangat terbatas mereka melanjutkan pendakian dan akhirnya sampai di Puncak Everest pada siang hari. Everest adalah gunung tertinggi di Pegunungan Himalaya sekaligus tertinggi di dunia.
Mereka segera menancapkan empat bendera di sana, yakni bendera PBB, Inggris Raya, Nepal, dan India. Setelah saling berfoto, mereka pun turun.
Di kaki gunung mereka disambut oleh para sherpa, "Everest Khatm, ho gya, Sahib!" Dalam bahasa Nepal, sambutan itu berarti, "Kalian telah mencapai Everest, Tuan!"
Baca Juga: Tenzing-Hillary Airport, Bandara Tertinggi dan Terekstrem di Dunia
Baca Juga: Mau ke Gunung Everest? Pahami Kondisi Jalur Pendakian dan Hal Lainnya
Baca Juga: Asal-usul Pemberian Nama Everest pada Puncak Tertinggi di Dunia
Keberhasilan mencapai Everest membuat Hillary diberi gelar kehormatan Sir oleh Ratu Inggris. Gelar ini tak membuat Sir Edmund Hillary berhenti bertualang.
Selama kurun waktu 1956-1965, Hillary mendaki 10 puncak di Himalaya. Pada tahun 1958 ia memimpin tim Selandia Baru mencapai Kutub Selatan. Bahkan, pada tahun 1985 ia menemani Neil Armstrong terbang melintasi Arktik dan mendarat di Kutub Utara.
Petualangan Hillary tak berakhir hanya dengan pendakian dan penjelajahan alam. Ia juga melakukan banyak kegiatan kemanusiaan.