Nationalgeographic.co.id—Kata "harem" telah masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Artinya adalah bagian rumah terpisah khusus untuk kaum perempuan di negeri Arab. Arti lainnya adalah kelompok wanita yang dikawini oleh satu pria.
Istilah harem sebenarnya berasal dari kata bahasa Arab, yakni "haram" yang berarti tempat terlarang. Kata ini mendefinisikan ruang lingkup perempuan dalam rumah tangga poligini dan mengacu pada tempat tertutup mereka yang terlarang untuk dimasuki laki-laki.
Selama Kekaisaran Ottoman atau Kesultanan Utsmaniyah, peran harem adalah mengasuh calon istri bangsawan dan pria kerajaan. Para wanita ini secara khusus dididik untuk tampil di depan umum sebagai istri kerajaan.
Harem kekaisaran sultan Ottoman juga disebut "seraglio" di Barat. Tempat ini menampung beberapa lusin wanita yang termasuk istri, ibu dan putri sultan, kerabat wanita lainnya, kasim, dan budak. Gadis-gadis pelayan budak dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan para wanita yang disebutkan di atas.
Pada masa-masa selanjutnya, putra sultan juga tinggal di harem hingga mencapai usia 12 tahun. Mulai usia tersebut, mereka hanya diperbolehkan tampil di depan umum dan di wilayah administrasi istana.
"Di satu sisi, Harem Topkapi adalah kamar pribadi sultan dan keluarganya dari dalam seluruh kompleks istana," tulis Valda Roric di Ancient Origins.
Ada beberapa wanita dari harem Ottoman yang juga memiliki peran politik yang sangat penting dalam sejarah kekaisaran. Wanita-wanita ini termasuk para istri, ibu, dan saudara perempuan sultan yang suaranya didengar sultan. Untuk alasan ini, dikatakan bahwa Kekaisaran Ottoman diperintah dari harem.
Contoh yang sangat baik dari situasi ini adalah kasus Hurrem Sultan. Dia adalah istri Sultan Suleiman yang Agung dan ibu dari Selim yang Kedua. Hari ini, dia dianggap sebagai wanita paling kuat dalam sejarah Ottoman.
Ada juga contoh Sultan yang tidak menghormati wanita di harem. Misalnya, Sultan Ibrahim yang Gila memerintah Kekaisaran Ottoman dari tahun 1640 hingga 1648. Dia dikatakan telah menenggelamkan lebih dari 280 selir dari haremnya di Bosphorus.
Turhan Hatice, seorang gadis Ukraina ditangkap dalam salah satu penggerebekan Tatar yang dijual sebagai budak. Dia disebut sebagai salah satu dari sedikit selir yang selamat dari pemerintahan sultan gila itu.
Harem bukan hanya tempat untuk wanita. Anak-anak juga lahir dan tumbuh besar di dalam harem. Harem juga memiliki pasar, bazaar, taman bermain, dapur, binatu, pemandian, dan sekolah.
Harem juga memiliki hierarki. Mereka dipimpin oleh para istri dan kerabat perempuan sultan dan para selir yang berstatus di bawah mereka.
Selain tempat istri dan selir, harem juga ditempati ibu sultan, ibu tiri, bibi, nenek, saudara perempuan, saudara perempuan tiri, anak perempuan, kerabat perempuan lainnya, dayang, pelayan, pembantu, juru masak, penjaga, dan pejabat wanita lainnya.
Baca Juga: Peran Hafsa, Hurrem, dan Mihrimar dalam Kemakmuran Kekaisaran Ottoman
Baca Juga: Era Kesultanan Wanita, Saat Perempuan Mendominasi Kekaisaran Ottoman
Baca Juga: Mengungkap Kehidupan Sehari-hari di Harem Kekaisaran Ottoman
Penguasa Kerajaan Lain dengan Banyak Selir
Di luar budaya Islam, Firaun Mesir biasanya meminta banyak gadis pelayan yang cantik kepada gubernur provinsi.
Montezuma Kedua, penguasa Aztec dari Meksiko, memiliki 4.000 selir. Dalam masyarakat Aztec, setiap anggota bangsawan harus memiliki pendamping sebanyak yang dia mampu.
Raja Kashyapa dari Sigirya di Srilangka memiliki 500 wanita di haremnya. Pada saat itu, dianggap suatu kehormatan besar untuk menjadi bagian dari harem raja.
Sebuah institusi yang mirip dengan harem juga ada pada Zaman Edo dalam sejarah Jepang di antara suku Ooku.
Terjemahan bahasa Inggris untuk istilah Cina "hougong" juga merupakan istilah "harem". "Hougong" berasal dari "hou-kung" yang secara harfiah berarti "istana di belakang".
Istilah ini mengacu pada bagian istana yang diperuntukkan bagi permaisuri, selir, pelayan wanita, dan kasim kaisar Tiongkok. Ini adalah apartemen dan kamar pribadi kaisar tempat dia menyimpan wanitanya dan dia menjalani kehidupan pribadinya.
Pada tahun 1421, Kaisar Yongle memerintahkan 2.800 selir untuk ditempatkan di haremnya. Mirip dengan institusi di budaya lain, harem besar pernah menjadi cara kaisar untuk menampilkan kekayaan dan kekuasaannya.