Pada suatu hari, Ia menikah dengan raja Viking Dublin, Óláfr si Putih. Namun setelah suaminya meninggal, ia kemudian pergi ke Orkney dan akhirnya ke Islandia–sebuah koloni Viking baru saat itu–membawa sekelompok budak yang dia bawa dari Skotlandia.
Di Islandia, ia memainkan peran penting dalam mendirikan sebuah republik Viking yang akan bertahan dalam keadaan politik yang tidak lazim (untuk waktu itu) selama beberapa abad.
Sebagai orang Kristen, saat kematiannya ia memerintahkan agar dikuburkan di antara di antara batas air pasang dan surut di tepi laut, karena tidak ada tanah yang dikuduskan di pulau tersebut kala itu.
Raja Godfrid
Raja Denmark pada awal abad ke-9, Godfrid, sangat mendukung agama lama. Prestasi utamanya adalah bahwa ia mampu melawan penguasa terkuat pada masanya, yaitu sosok besar yang perkasa, Charlemagne.
Charlemagne telah melancarkan serangan sengit terhadap orang-orang "Suku Sachsen Tua" di Jerman, memaksa mereka untuk berpindah ke agama Kristen. Namun Godfrid menolak tunduk kepadanya.
Meskipun rencana telah disiapkan untuk memaksa Godfrid menyerah—termasuk penempatan gajah perang di Eropa utara—akhirnya tidak berhasil. Sebaliknya, perdamaian yang dinegosiasikan antara Charlemagne dan Godfrid disepakati, yang merupakan contoh pertama dari perjanjian internasional yang melibatkan seorang penguasa Viking.
Godfrid meninggal pada tahun 810 dan setelah kematiannya, negara Denmark yang masih muda mulai berantakan. Akan lebih dari satu abad sebelum negara Denmark yang lebih permanen benar-benar terbentuk.
Guthrum
Penggemar serial The Last Kingdom pasti mengenal pemimpin Viking bernama Guthrum, tetapi orang lain mungkin kurang familiar dengannya.