Nationalgeographic.co.id - Dari perspektif sejarah, Cnut the Great terkenal sebagai raja Inggris dan Denmark. Di antara yang lainnya, ada juga Harlad Hardrada, yang dikenal banyak orang akan kekejamannya, yang kemudian dianggap menjadi tipikal Prajurit Viking bagi sebagian orang.
Film serial Ragnar Lodbrok juga telah berhasil membuat Lodbrok dan keluarganya dikenal oleh banyak orang. Faktanya, ada beberapa tokoh yang kurang terkenal, padahal sangat penting dalam sejarah Viking.
Óláfr Haraldsson
Óláfr sangat terkenal di Norwegia modern, ia adalah santo pelindung negara. Namun, di tempat lain nama ini mungkin kurang familiar.
Óláfr adalah raja Norwegia pada awal abad ke-11, tetapi dia kemudian terlibat dalam perang dengan Cnut untuk berebut kekuasaan. Hal ini akhirnya menyebabkan perang saudara dan kematiannya dalam pertempuran di Stiklestad, Norwegia pada tahun 1030.
Melihat insiden itu, mungkin sebagian orang akan melihat bahwa Óláfr tidak berhasil dalam pemerintahannya. Namun setelah pemakamannya, ia dikaitkan dengan sejumlah keajaiban.
Saat kisah-kisahnya mulai menjamur di tengah masyarakat, Óláfr semakin menjadi individu yang dihormati. Akhirnya, ia di-kanonisasi oleh gereja. Seiring waktu, Viking secara keseluruhan berevolusi dari pendukung kuat agama pagan menjadi orang Kristen yang sangat yakin.
Dalam beberapa dekade setelah kematian Óláfr, gereja yang didedikasikan untuknya bermunculan di seluruh Eropa.
Aud Ketilsdatter
Aud Ketilsdatter atau Aud the Deep-Minded adalah wanita Viking terkemuka dari akhir abad ke-9. Ia adalah putri dari Ketill Flatnose, Viking terkemuka pada masa itu.
Pada suatu hari, Ia menikah dengan raja Viking Dublin, Óláfr si Putih. Namun setelah suaminya meninggal, ia kemudian pergi ke Orkney dan akhirnya ke Islandia–sebuah koloni Viking baru saat itu–membawa sekelompok budak yang dia bawa dari Skotlandia.
Di Islandia, ia memainkan peran penting dalam mendirikan sebuah republik Viking yang akan bertahan dalam keadaan politik yang tidak lazim (untuk waktu itu) selama beberapa abad.
Sebagai orang Kristen, saat kematiannya ia memerintahkan agar dikuburkan di antara di antara batas air pasang dan surut di tepi laut, karena tidak ada tanah yang dikuduskan di pulau tersebut kala itu.
Raja Godfrid
Raja Denmark pada awal abad ke-9, Godfrid, sangat mendukung agama lama. Prestasi utamanya adalah bahwa ia mampu melawan penguasa terkuat pada masanya, yaitu sosok besar yang perkasa, Charlemagne.
Charlemagne telah melancarkan serangan sengit terhadap orang-orang "Suku Sachsen Tua" di Jerman, memaksa mereka untuk berpindah ke agama Kristen. Namun Godfrid menolak tunduk kepadanya.
Meskipun rencana telah disiapkan untuk memaksa Godfrid menyerah—termasuk penempatan gajah perang di Eropa utara—akhirnya tidak berhasil. Sebaliknya, perdamaian yang dinegosiasikan antara Charlemagne dan Godfrid disepakati, yang merupakan contoh pertama dari perjanjian internasional yang melibatkan seorang penguasa Viking.
Godfrid meninggal pada tahun 810 dan setelah kematiannya, negara Denmark yang masih muda mulai berantakan. Akan lebih dari satu abad sebelum negara Denmark yang lebih permanen benar-benar terbentuk.
Guthrum
Penggemar serial The Last Kingdom pasti mengenal pemimpin Viking bernama Guthrum, tetapi orang lain mungkin kurang familiar dengannya.
Guthrum adalah pemimpin dari sebuah pasukan besar Viking yang menyerang kerajaan Wessex pada tahun 870-an. Sayangnya, operasi militer yang dilakukannya, berakhir dengan menerima kekalahannya oleh Alfred di Edington pada tahun 878.
Setelah pertempuran epik itu, Guthrum membuat perjanjian dengan Alfred, ia akan dibaptis dan meninggalkan Wessex untuk selamanya.
Baca Juga: Mengupas Tuntas Mitos Viking yang Diciptakan oleh Budaya Pop
Baca Juga: DNA Kuno Mengungkapkan Imigrasi ke Skandinavia Selama Periode Viking
Baca Juga: Arkeolog Menemukan Galangan Kapal Zaman Viking yang Unik di Birka
Guthrum kemudian mengubah modus operasi militernya dengan menjadi seorang pemimpin perdamaian di kerajaan Viking East Anglia daripada menjadi pejuang sengit seperti sebelumnya.
Ia meninggal sekitar tahun 890, setelah ia berhasil mengatur peran barunya dengan cukup baik. Sebagai akibatnya, ia menjadi semacam prototipe bagi para penguasa Viking di masa yang akan datang.
Bjarni Herjólfsson
Salah satu orang yang namanya sekarang sudah banyak dilupakan adalah Bjarni Herjólfsson. Bjarni adalah seorang pendatang di Islandia yang pergi ke Norwegia dan kemudian kembali lagi.
Ketika ia tiba di Islandia, ia menemukan bahwa orang tuanya telah pindah ke Greenland selama ia pergi, sehingga ia memutuskan pergi ke Greenland untuk bergabung dengan mereka. Namun, cuaca buruk membuatnya tersesat.
Akhirnya ia benar-benar tersesat dan selama jeda cuaca, ia menyaksikan penampakan tanah aneh yang belum pernah dilihat oleh Viking lain sebelumnya. Namun, ia takut dan memilih untuk tidak mengeksplorasi lebih lanjut. Ia akhirnya kembali ke Greenland di mana ia menetap secara permanen.
Tanpa disadarinya, Bjarni dan orang-orangnya telah menjadi orang Eropa pertama yang melihat Amerika Utara.
Dengan menceritakan penemuannya kepada orang lain, petualang seperti Leif Eriksson terbukti lebih berani daripada Bjarni, dan sebuah permukiman Viking kecil didirikan di pulau baru itu.
Namun, permukiman ini tidak dapat bertahan lama dan kemudian ditinggalkan. Semua ini terjadi setengah milenium sebelum Columbus dan perjalanan epiknya. Hal inilah yang menimbulkan pertanyaan banyak orang, “apa jadinya jika Viking lebih berhasil dalam upaya mereka untuk membuka koloni di Amerika Utara?”