Nationalgeographic.co.id—Setiap dinasti di Kekaisaran Tiongkok memiliki kaisar yang tidak cakap. Misalnya Kaisar Zhentong dari Dinasti Ming. Di masa pemerintahannya, ia hampir menghancurkan Dinasti Ming yang sedang berkembang itu. Namun selalu ada kesempatan kedua, termasuk bagi sang kaisar. Naik takhta dua kali, kaisar Tiongkok ini menebus kesalahan yang dilakukan di masa pemerintahan sebelumnya.
Lahir dengan nama Zhu Qizhen (1427—1464), ia naik takhta sebagai Kaisar Zhengtong atau Kaisar Yingzong dari Dinasti Ming. Berikut kisah kepemimpinannya di Kekaisaran Tiongkok.
Kaisar bocah dengan wakil penguasa yang cemerlang
Zhu Qizhen adalah anak laki-laki pertama dari Kaisar Xuande yang luar biasa dan Lady Sun. Ia dinominasikan sebagai putra mahkota beberapa bulan setelah kelahirannya.
Ketika dia berusia delapan tahun, dia naik takhta setelah ayahnya meninggal di usia muda. Ia menjadi Kaisar Zhentong dari Dinasti Ming.
"Untungnya, ia memiliki nenek yang cerdas, Ibu Suri Zhang, dan beberapa menteri luar biasa," tulis Gloria Lotha di laman Britannica. Mereka membantunya dengan sangat baik, memastikan kekaisaran makmur dan stabil.
Sekitar sepuluh tahun kemudian, semua wakil penguasa itu meninggal dunia. Kaisar muda akhirnya sepenuhnya bertanggung jawab atas kekaisaran dan mulai membuat semua keputusan sendiri.
Kepercayaan absurd Kaisar Zhengtong pada Kasim Wang Zhen
Alih-alih memilih pejabat cerdas, Zhentong mempercayai segala urusan politik pada kasim terdekatnya. Kasim favoritnya bernama Wang Zhen yang telah lama melayani sang kaisar.
Ketika Ibu Suri Zhang masih hidup, dia selalu ketat dengan para kasim, terutama Wang Zhen. Dia memperingati Wang beberapa kali untuk menjauh dari politik.
Tetapi setelah Kaisar Zhengtong memimpin sendiri, Wang mulai mendapatkan lebih banyak kekuasaan. Ia memanipulasi keputusan politik dan mengumpulkan suap yang tak terhitung jumlahnya. Banyak pejabat yang jujur dijebak atau diturunkan pangkatnya oleh Wang juga.
Perang Ekspedisi Utara dengan perintah sembrono