Ini adalah titik balik Dinasti Ming dalam sejarah Tiongkok ketika Dinasti Ming berubah menjadi mode pertahanan di perbatasan utara.
Kaisar Zhentong menjadi tawanan Oriats Mongol
Kasim Wang Zhen dibunuh oleh seorang jenderal Ming dalam kekacauan dan kaisar ditangkap oleh Oriats Mongol.
Dinasti Ming tidak ingin diancam oleh rezim nomaden, jadi satu-satunya saudara laki-laki Zhentong didukung untuk menjadi kaisar baru.
Sementara itu, Dinasti Ming menolak untuk membayar tebusan, bernegosiasi, atau memindahkan ibu kota ke kota yang lebih aman di selatan. Mereka memilih untuk melawan.
Oriats Mongol membawa mantan Kaisar Zhengtong dan meminta jenderal Ming untuk membayar tebusan atau membuka gerbang Tembok Besar. Namun tidak satu pun dari jenderal Ming yang menurut.
Yexian, penguasa Oriats Mongol, menjadi sangat marah. Maka dia memimpin pasukan kavaleri terbaiknya dan berbaris menuju ibu kota Beijing. Seluruh keluarga kekaisaran dan pemerintah Ming dikepung di dalam kota Beijing oleh pasukan pengembara yang agresif.
Itu terjadi hanya empat bulan setelah kerugian besar dalam Krisis Benteng Tumu. Saat itu, Dinasti Ming berada dalam situasi parah antara hidup dan mati. Jika mereka gagal, dinasti akan berakhir, dan bangsa akan jatuh ke dalam perpecahan dan kekacauan lagi.
Namun ada pejabat luar biasa bernama Yu Qian memimpin tentara yang tersisa. Pasukan berhasil melindungi ibu kota dan mengalahkan para penyerang beberapa kali. Di bawah perintah luar biasa Yu Qian, Dinasti Ming selamat dari krisis hidup dan mati ini.
Yexian yang tidak bisa mengalahkan Dinasti Ming pun kembali ke utara.
Nasib mantan Kaisar Zhentong sebagai tawanan
Saat menjadi tawanan Oriats Mongol, Zhentong berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang dan menjaga kesopanannya. Dia tidak menyerah kepada para bangsawan nomaden atau memohon untuk hidupnya.